INFOWONOGIRI.COM-KOTA-“Oknum” ustadz ini terindikasi tidak punya adab. Diduga karena lupa tidak membawa adab saat menjadi pembicara.
Mungkin ilmu adabnya tertinggal di rumah. Atau tercecer di jalan saat berangkat ke majlis ilmu pada Kamis (2/2/2023) di Aula Nuris Wonokarto, Wonogiri.
Adab itu sopan santun. Sopan santun itu unggah ungguh (istilah Jawa). Unggah ungguh itu moral. Moral itu etik/a. Adab dalam majlis diantaranya adalah 1) Salam. 2) Bertanya. 3) Saling menghormati.
Dalam sebuah majlis ilmu, di mana moderator menyatakan forum itu bersifat interaktif / dialogis. Maka komunikasi dilakukan dua arah.
Ustadz berbicara. Jamaah mendengarkan. Murid bertanya. Guru menjawab. Bahkan ustadz itu sendiri juga menantang audiens berdialog (bertanya). “Alhamdulilah hujan. Nanti kita ngobrol saja. Saya senang diskusi,” ajaknya.
Tetapi yang terjadi, ketika seorang jamaah bertanya, ustadz ini malah “menghentikan paksa” agar pertanyaan tidak dilanjutkan. Sama halnya “ustadz menjilat ludahnya sendiri”. Dalihnya; 1) Pertanyaan bertele-tele. 2) Sudah tahu arah pertanyaan jamaah.
Padahal jamaah baru uluk salam dan menyampaikan kalimat pembuka. Bagaimana bisa tahu pertanyaanya? Bagaimana bisa menjawab jika belum ada pertanyaan?
Dukun saja tidak tahu isi hati dan pikiran orang lain. Bagaimana dokter bisa memberikan resep, jika belum mendiagnosa/memeriksa pasien ? Maka bisa terjadi kesalahan. Kelalaian dokter dalam memberikan obat disebut malapraktik. Guru itu digugu dan ditiru. Maka guru harus memberikan ilmu yang baik dan benar.
Nah di situlah salah satu indikasi ustadz yang bergelar dokter suku thionghoa ini “tak punya adab dalam majlis ilmu”, saat itu.
Indikasi kedua; adab di dalam majlis ilmu adalah mendengarkan jamaah (audiens).
Ketahuilah seorang ustadz itu adalah tamu. Jamaah yang berjumlah ratusan itu juga tamu. Ketahuilah moderator memberikan hak kepada pembicara dan jamaah. Pembawa acara telah memberikan mic untuk jamaah.
Nabi Muhammad SAW pernah ditegur oleh Allah SWT. Saat itu Nabi sedang bersama beberapa tamu agung pembesar Quraish.
Karena beliau cuek, tidak menghiraukan (bermuka masam) ketika akan ditemui seorang jamaah yang akan belajar ilmu Al Qur’an kepadanya.
Karena kondisi orang tersebut tua dan buta matanya. Dialah Ummi Maktum, yang telah menjadi sahabat Nabi, pasca hijrah. Ummi Maktum juga pengganti Muadzin kedua setelah Billal wafat. Rasulullah juga pernah menugaskan Ummi Maktum sebagai imam masjid Madinah saat beliau pergi berperang.
Teguran Allah disampaikan di dalam QS no 80 ‘Abassa” ayat 1 – 11, dari 42 ayat yang diturunkan-Nya.
Sekedar tahu ustadz itu menyampaikan materi parenting. Solusi mengatasi kenakalan remaja. Di mana akhir akhir ini viral di media masa dan media sosial remaja kecanduan miras, napza, kriminal dan sex’s haram. Astagfirullah!
Solusinya belajarlah ilmu agama untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Rajin ibadah dan berdoa. Pandailah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaji dan dakwah bukan untuk maksiat. (Bagus Sarengat).