
infowonogiri.com – WONOGIRI – Wonogiri sebuah kota Kabupaten yang kaya akan Wisata Alam dan Budaya, bagi para Penggemar Laku Tirakat dapat memilih beberapa tempat Wisata Budaya yang Religius.
Loaski Wisata budaya yang religius diantaranya : Dlepih Khayangan di Kecamatan Tirtomoyo, Rumah Tiban di Kecamatan Girimarto, Sendang Siwani dan Sendang Sinongko di Kecamatan Selogiri, di Wonogiri Kota bisa mendatangi Petilasan Gunung Giri, dan masih banyak lagi tempat-tempat Wisata Religius Petilasan Gunung Giri terletak di Areal Hutan Wisata Kethu Wonogiri dan di tepian Sungai Bengawan Solo.
Menurut cerita masyrakat sekitar Hutan Kethu, Petilasan Gunung Giri tersebut merupakan Sebuah Batu Besar yang diatasnya terdapat Tapak Telapak Kaki Orang Dewasa, yang telah beratus-ratus tahun masih tetap utuh. Konon Tapak Kaki tersebut adalah tapak Kaki salah satu Sunan dalam penyebaran Agama Islam di pulau Jawa pesisir selatan yang singgah dan Beristirahat guna penyebaran Agama pada masyarakat sekitar.
Konon Batu Besar tersebut tiap harinya dipergunakan sebagai alas untuk melaksanakan Sholat oleh kanjeng Sunan,hingga samapai meninggalkan Tapak Kaki tersebut. Saat ini Keberadaan Batu tersebut telah diberi Rumah Permanen yang telah beberapa kali direnovasi, terakhir kali direnovasi oleh Keluarga Besar KRMTH. SOEMOHARYOMO, pada tanggal 1 Sura 1403 H atau 18 Oktober.
Pada awalnya disekitar Petilasan tersebut dijadikan Tanah Pemakaman bagi Kerabat Mangkunegaran dan Abdi dalem Mangkunegaran. Namun dalam perkembangannya saat ini boleh dikatan sebagai Tanah Pemakaman Umum, karena masyrakat sekitar yang berkeinginan memakamkan kerabat di sekitar Petilasan tersebut juga diperkenankan, dengan terlebih dahulu menemui Juru Kunci meminta ijin dan ubo rampenya. Hingga boleh dibilang Petilasan tersebut terletak di tengah-tengah Areal Pemakaman Gunung Giri, yang menembah Aura Mistisnya
terasa sekali. Bagi para penggemar laku tirakat Petilasan Gunung Giri ini dapat di tempuh dengan mudah, karena terletak dijantung kota wonogiri. Juga dapat dilalui kendaraan baik roda 4 maupun roda 2 sampai tempat. Kalaupun tidak berkendaraan di pintu masuk Areal Hutan Wisata Kethu banyak terdapat Ojek sepeda motor yang siap mengantarkan Para Pelaku Tirakat sampai .
Namun akhir-akhir ini pengunjung Petilasan Gunung Giri ini cenderung menurun, disbanding tahun-tahun kemarin ujar Juru Kunci Bp. Siwar ( 65 ), entah dikarenakan apa semakin majunya jaman atau karena yang muda-muda melakukan tirakatnya berbeda dengan masyarakat jawa dulu ( yang telah tua ) Namun demikian setiap pada Malam Selasa Kliwon maupun pada Malam Jumat Kliwon masih cukup ramai dikunjungi. Bp. Warso ( 68 ) warga Semin Gunung Kidul, menuturkan setiap dari melakukan tirakat di sini, dapat merasa lebih
tenang dan dapat terasa lebih bisa mendekatkan diri pada Sang Khaliq, yang semua kehidupan ini adalah datangnya dan kembalinya pada Sang Khaliq. Anda lihat dibawah batu-batu Nisan itu? kita semua ini nantinya juga akan menyusul seperti itu. Intinya setiap datang dan pulang dari sini saya akan terus selalu ingat akan “Kematian”, hingga dikehidupan sehari-hari sebisa mungkin kita berjalan dijalan yang di Ridhloi Sang Kaliq, ujar Bp. Warso.
Jangan disalah artikan bila Tirakat disini kita meminta dan memohon pada Batu Besar tersebut. Hanya saja diyakini tempat ini dulunya pernah dipergunakan untuk beristirahat salah satu Sunan dalam penyebaran Agama Islam di pulau jawa pesisir selatan. (Djarot)
banyak tmpt2 brsejarah d kota wonogiri,,bangga aq jdi anak wonogiri