infowonogiri.com-WONOGIRI-Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dipimpin oleh Wakil Kepala LIPI Prof. DR Endang Sukara datang ke Dusun Mento Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri, Sabtu (29/ 10) di persawahan milik Sugiyarto, warga setempat.

Endang Sukara bersama Tim LIPI didampingi Sekda Kabupaten Wonogiri Drs Budiseno, Anggota DPRD Propinsi Subandi PR Spd, Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri Sardi dan Lardi serta tim APO (Asosiasi Petani Organik) Wonogiri, hadir untuk menyaksikan panen perdana padi semi organik. Sebelum panen dimulai, Endang menjelaskan kedatangannya ke kota sukses adalah dalam rangka ingin memberikan wawasan tentang cara bertani organik. Utamanya cara mengembangkan dan mengaplikasikan organik hayati.

Dia mencontohkan, bawha Negara Negara lain yang telah maju di bidang pertaniannya, ternyata lebih mengutamakan pertanian organik. Semisal Thailand dan Malaysia. Menurutnya, Thailand telah  berhasil membudidayakan papaya Bangkok. “Padahal pepaya itu dari Cibinong, dimakan orang Thailand lalu dibudidayakan disana dan diklaim Pepaya Bangkok. Malaysia sedang gencar mengkampanyekan negaranya sebagai Negara sumber “Makanan Halal Dunia,” katanya.

Bupati H Danar Rahmanto diwakili Sekda Budiseno, sangat menyambut gembira kedatangan para tim LIPI. Bupati berharap pola piker rakyat Wonogiri berubah agar mau bertani secara organik. Sementara Subandi secara tegas tujuannya mengkapanyekan pertanian organik bukan dalam rangka politis saja. Tetapi lebih bertujuan ingin mensejahterakan rakyat Wonogiri tamnpa melihat warna baju maupun golongan. “Terpenting itu bagaiamana membantu masyarakat agar kesejahteraan rakyat cepat tercapai,” ujarnya.

Salah satu cara yang ditembuh Subandi adalah dengan mengkampanyekan pertanian organic. “Piye carane ngingu sapi lan wedus ning ora perlu ngarit. Satu satunya cara adalah dengan bertani secara organik,” katanya. “Tiga kunci terpenting adalah awak waras, duwe beras dan uang cukup. Sehingga petani tambah penghasilane, tambah panenane, hasil ternaknya juga bagus,” katanya. Usai bersambut Subandi memberikan bantuan uang saldo Rp.20 juta untuk membeli mesin penggiling pakan ternak organik dan memberikan bantuan uang tabungan Rp.29 juta untuk membeli empat sapi bagi petani Desa Mento Wonogiri.

Selanjutnya, Subandi disaksikan tim LIPI dan Tim APO (Asosiasi Petani Organik) memotong tumpeng dan dilakukan doa bersama sebagai tanda syukur atas panen perdana padi semi organick yang ditanam beberapa penduduk setempat. Rombongan tampak puas melihat hasil ubinan padi yang ditanam di lahan sawah seluas 3.500 m2. “Panen nya bagus. Per hektar mampu menghasilkan padi sekira 11 ton. Sebelum diolah dengan pupuk semi organik, per hektar hanya menghasilkan 7 ton gabah basah,” kata Subandi. Menurut Subandi pupuk organik yang digunakan untuk memupuk padi diproses oleh petani sendiri dengan biaya yang sangat murah namun dapat menghasilkan padi secara maksimal. Pupuk organik semi hayati ini merupakan temuan APO yang disempurnakan tim peneliti LIPI. ([email protected])

By Redaksi

2 thoughts on “Warga Mento Panen Perdana Padi Semi Organik”
  1. Ada sedikit Koreksi bahwa ramuan atau resep pupuk organik hayati yang dikembangkan adalah murni sepenuhnya hasil penelitian LIPI dan biakan induk (starter mikroba) adalah hasil dari penapisan ribuan mikroba yang diisolasi hampir dari seluruh wilayah Indonesia! Mengenai pelaksanaan kegiatan di Wonogiri, LIPI bekerjasama dengan APO (Asosiasi Petani Organik).
    Success story dari aplikasi pupuk organik hayati hasil penelitian LIPI ini selain di Wonogiri, pada tahun sebelumnya telah sukses juga diaplikasikan pada berbagai komuditas pertanian di Malinau-Kaltim dan di jawa barat (Cibinong, Sukabumi, Cianjur, Cisarua) dengan peningkatan produksi 20-25 %).

Tinggalkan Balasan