INFOWONOGIRI-GIRIWOYO-Usaha industri rumahan kelapa kering (Kopra), yang ditekuni Warno (42), Kepala Dusun Ngudal, Desa Platarejo Kecamatan Giriwoyo berhasil menembus pasar internasional. Industri yang baru dimulai delapan bulan itu diekspor ke pasar India dan Pakistan.
Bupati Wonogiri H. Danar Rahmanto mengakui fakta itu mengejutkannya, sekaligus membuatnya bangga. Hal itu diakui Bupati Wonogiri saat melaksanakan kegiatan “Gugah Desa” di Desa Desa Platarejo, Kecamatan Giriwoyo, Selasa (5/12) lalu. “Saya baru tahu itu kemarin, Camatnya ternyata juga baru tahu kemarin,” ujar Bupati melalui Kabag Humas Waluyo didampingi Stafnya, Bintoro. Diungkapkan, Warno adalah Kepala Dusun Ngudal. Warno datang memamerkan beberapa biji kelapa kering pada acara “Gugah Desa” yang digelar di Balai Desa Platarejo. “Ini kopra saya pak. Diproduksi di sini. Kopra ini saya ekspor ke India dan Pakistan ,” tutur Warno ditirukan Bintoro, staf Humas. Bupati terperangah sesaat. Bupati tidak mengira sebelumnya jika kopra Giriwoyo telah berhasil menembus pasar internasional.
Di hadapan Bupati, Warno melaporkan, bahwa industri kopra ditekuni sejak delapan bulan silam. Ia memutuskan menekuni industri kopra saat mendapat peluang pemasaran di Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Bahan baku kelapa didapatkan dari Pacitan Jawa Timur dan diolah di Giriwoyo. Proses pengeringan cukup dijemur matahari, saat kemarau. Saat musim penghujan dengan di-oven. Bahan baku kelapa diperoleh dari Pacitan. Ketebalan daging kelapa dari Pacitan lebih baik dari pada kelapa Paranggupito. Ketebalan kelapa Paranggupito tidak sesuai standar, sehingga tidak laku di pasar. Dan, kandungan minyak kelapa asal Paranggupito rendah karena sering disadap.
“Ini hal yang baru. Sudah diekspor tapi tidak pernah ada informasi ke saya,” kata Bupati. Bupati merasa heran, mengapa potensi industry tersebut tidak segera “ditangkap” perangkat daerah (SKPD) terkait. Danar memerintahkan SKPD agar memerhatikan industry kopra tersebut agar kian berkembang.Hal itu, lanjut Bupati sejalan dengan programnya untuk memperbanyak tanaman kelapa di Wonogiri.Warno sepekan sekali mengekspor minimal tujuh ton. Kopra tersebut dikirim ke pengepul diTanjung Priuk, Jakarta Utara, dan diekspor ke India dan Pakistan.
Nilai ekspor fluktuatif tergantung musim dan pesanan, fluktuasi kurs dolar. Harga saat ini Rp.7 ribu per kilogram. Warno ingin mengembangkan industrinya, akan tetapi terbentur kemampuan modal dan sarana transportasi. “Kalau ada tambahan modal dan sarana transportasi, bisa meningkatkan produksi, dan tentutnya menambah keuntungan.,” pungkasnya. ([email protected]
mantabsssss