
infowonogiri.com – PRACIMANTORO – Dinas Pertanian Pangan dan Holtikultura (DPPH) Kabupaten Wonogiri menggelar Hari Temu Lapang Petani (Farm Field Day / FFD), Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Non Hibrida bersama Kelompok Petani Sedyo Mekar, Senin (18/3) di Desa Suci Kecamatan Pracimantoro.
Kepala DPPH Kabupaten Wonogiri Ir. Guruh Santoso melalui Kasi Produksi DPPH Ir. Sidik Purwato mengemukakan, maksud dan tujuan FFD – SLPTT Non Hibdrida adalah, sesuatu kegiatan yang bertujuan memotivasi petani untuk mengusahakan budi daya pertanian dengan sistem teknik pengelolaan tanaman terpadu.
“Tujuan jangka panjang untuk meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian,” ujar Sidik di hadapan ratusan anggota Sedya Mekar Desa Suci Pracimantoro. Acara itu juga dihadiri oleh Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, Anggota Komisi D DPRD I Provinsi Jateng Subandi PR Spd, staf ahli Dirjen Kementrian Pertanian RI Ibnu Bilaludin, Anggota Komisi A DPRD II Wonogiri Sutarno dll.
Dijelaskan, produksi adalah keseluruhan hasil pertanian. Sedangkan produktifitas hasil pertanian perhektar. “Kita ingin menyukseskan program nasional surplus beras 10 juta ton akhir tahun 2014. Wonogiri insya Allah mampu asal Allah jika Allah dan alam mendukung,” tambah Sidik.
Petani Wonogiri sendiri ditarget mampu memproduksi gabah kering giling sekitar 360 ton setahun. Kendalannya adalah hama wereng. Hama wereng menurutnya bisa diantisipasi. Namun diakui cukup berat. Karena itu Dinas Pertanian harus mendampingi dan menfasilitasi sungguh-sungguh. “Petani harus mengamati hama secara ketat,” tambahnya.
Data dari DPPH Kabupaten Wonogiri mencatat, sampai Januari 2013, produksi padi telah mencapai 300 ton gabah kering giling. Di wilayah Pracimatoro, rata rata produktifitas padi mencapai 10 ton/hektar. Lahan pertanian paling propduktif adalah Kecamatan Selogiri yang mampu mencapai 12 ton/hektar. Sedangkan daerah lain rata rata 9-10 ton/hektar.
Sidik, pria yang tinggal di Desa Sambiroto Kecamatan Pracimantoro ini menambahkan, dalam FFD–SLPTT mendorong agar petani menyiasati pertanian secara mandiri, dan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sarana pertanian untuk sayuran, empon empon dan buah buahan (Intensifikasi pekarangan), dan memperbanyak penggunaan pupuk organik.
Menanggapi masukan tersebut, Kepala Desa Suci Wawan Manfaato menyatakan siap menerima amanah dan tidak akan membuat masalah untuk berswasembada pangan secara mandiri.[Bagus]
selamat untuk wisuda S2 pak sidik..
Plok plok plok plok….!.
okelah…pak..