
INFOWONOGIRI .COM – NGUNTORONADI – Desa Semin di Kecamatan Nguntoronadi dan Desa Nambangan di Kecamatan Selogiri, Wonogiri mendapat kunjungan dari rombongan Tamu Kehumasan Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian (BKP Kementan), Jumat (7/9).
Dalam kesempatan itu, Sekretaris BKP Kementan, Dr Ir Hermanto menyatakan salut terhadap semangat kerja petani di penduduk Desa Semin dan Desa Nambangan untuk mewujudkan kemandirian pangan.
Di tengah kondisi kekurangan air, warga desa Semin masih mampu mewujudkan ketahanan pangan. Warga memaksimalkan potensi pekarangan yang ada untuk ditanami berbagai sayuran dan buah-buahan. Mereka menggunakan pot, polybag, bahkan wadah bekas sebagai tempat menanam.
Alhasil, warga setempat tidak perlu membeli sayuran ke pasar karena sudah tersedia di pekarangan mereka. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras, warga setempat telah menjalankan program, “Senin dan Kamis makan tiwul”. Aksi itu mampu menghemat beras hingga 1,5 kilogram/minggu untuk satu keluarga.
Di darah lain, program semacam itu baru menjadi wacana. Seperti misalnya program “one day no rice (sehari tanpa nasi). Program itu pun belum dilaksanakan, bahkan masih menjadi bahan perdebatan. Ada yang setuju ada yang tidak setuju. “Tetapi di Desa Semin sudah ada program “Senin Kamis makan tiwul”, ujar Hermanto.
Karena itu Hermanto menekankan agar setiap kecamatan mempunyai Desa Mandiri pangan seperti di Desa Semin. Minimal satu sampai dua Desa percontohan. Di Wonogiri terdapat 25 Kecamatan. Jika perkecamatan ada dua Desa mandiri pangan, maka se Kabupaten Wonogiri ada sebanyak 50 Desa mandiri pangan.
Jika itu dilakukan se Jawa Tengah dan se Indonesia maka program nasional mandiri pangan cepat tercapai. Caranya, Hermanto menyarankan ada beberapa orang atau satu kepompok yang ditugaskan untuk belajar magang di Desa Semin. Setelah pandai kelompok tersebut mempraktekkan dan mengajari penduduk Desa asalnya.[[email protected]]
Ketua Kelompok Wanita Melati Desa Semin, Darmini mengatakan, Desa tersebut menjalankan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) sejak 2010. Pertama kali dijalankan, anggota kelompoknya hanya 20 orang dari satu dusun. Kini, anggotanya sudah mencapai 524 orang di tujuh dusun.
Pengembangan tanaman pangan di pekarangan itu mampu menghemat biaya pembelian sayuran sekitar Rp 1.000-5.000/hari. Terkadang satu keluarga mendapatkan pemasukan sekitar Rp 1.000/hari dari tanaman pangan tersebut.
Kepala BKP Provinsi Jateng, Gayatri Indah Cahyani mengatakan, Pemprov juga mendukung desa tersebut dengan memberi bantuan berupa pompa air dan bibit koropedang untuk optimalisasi pekarangan. Pemerintah juga membantu Rp 2 juta pada tahun pertama dan Rp 16 juta pada tahun kedua dijalankannya P2KP.[[email protected]]
Semoga menjadi percontohan untuk desa-desa yg lainnya, dan menjadikan desa semin menjadi kian makmur & maju..
mantap pak de ladi ama bude darmi