infowonogiri.com-WONOGIRI-Tidak dapat di Pungkiri petani merupakan penyangga kehidupan utama dan penyokong kegiatan riel di Wonogiri. Fakta membuktikan ketika petani lesu hasil panen tidak sesuai dengan biaya produksi, maka di seckor lain juga mengalami penurunan. Sebaliknya ketika petani mengalami peningkatan produksi maka semua sektor juga cenderung meningkat.
Itu dikemukakan oleh Bupati Wonogiri Danar Rahmanto dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Distribsi Pupuk Bersubsidi 2011 di Pendopo Bupati Wonogiri, Selasa (19/7/11). Acara dihadiri Wakil Bupati Yuli Handoko, Ketua DPRD Wawan Setya Nugroho, Sekda Budisena, Produsen Pupuk PT Petro Kimia Gresik dan PT Pusri, Anggota Komisi Pengawas Pupuk Bersubsidi, Camat Se-Wonogiri, Distributor Pupuk dan Kelompok Petani.
Bupati melanjutkan, rakor pupuk ini sangat penting. Pupuk merupakan kebutuhan dasar petani untuk meningkatkan keuntungan petani. Pemerintah pusat meluncurkan progam pupuk bersubsidi untuk menekan biaya produksi petani. Danar mengusulkan kepada produsen pupuk agar orientasi produksi pupuk organik. Selain pupuk organik ramah lingkungan, juga untuk menekan biaya produksi. Selain itu bahan baku pupuk organik lebih mudah didapat.
Berkaitan dengan distribusi pupuk subsidi, ada beberapa masalah mendasar di tingkat petani. Harga eceran tertinggi (HET) pupuk telah ditetapkan oleh pemerintah. Di sisi lain harga pupuk sampai ke petani cenderung melonjak dan berbeda satu sama lain. Itu disebabkan karena faktor distribusi dari satu kecamatan dengan kecamatan lain berbeda jarak tempuhnya.
Bupati meminta panitia mengawasi dan memberikan statemen yang jelas pada distributor. Jangan sampai harga pupuk ini di kendalikan distributor. Pemerintah diminta memberikan sanksi tegas kepada distributor yang nakal melanggar aturan. Di Wonogiri terdapat 34 Distributor Pupuk dan Pengecer. Mereka diminta tidak menimbun pupuk di saat harga pupuk murah dan menjualnya saat harga pupuk melambung. (eko@infowonogiri)
MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM
KETIKA PANEN TIBA
Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia, NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) , dengan produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an.
Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahuin yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik. Tetapi sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.
Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Solusi yang lebih praktis dan sangat mungkin dapat diterima oleh masyarakat petani kita dapat kami tawarkan, yaitu: BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB SO/AVRON /NASA + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS ( EM16+) + Sistem Jajar Legowo.
Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
PUPUK ORGANIK AJAIB SO/AVRON/NASA merupakan pupuk organik lengkap yang memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanah dengan kandungan asam amino paling tinggi yang penggunaannya sangat mudah, sedangkan EM16+ merupakan cairan bakteri fermentasi generasi terakhir dari effective microorganism yang sudah sangat dikenal sebagai alat composer terbaik yang mampu mempercepat proses pengomposan dan mampu menyuburkan tanaman dan meremajakan/merehabilitasi tanah rusak akibat penggunan pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali, dan yang paling penting adalah relative lebih murah.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?
CATATAN: Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh (demplot) bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu menjadi agen sosial penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.
Semoga Indonesia sehat yang dicanangkan pemerintah dapat segera tercapai.
Terimakasih,
Omyosa — Jakarta Selatan
02137878827; 081310104072