Irigasi di persawahan Bulusari - SLogohimo | Foto Sugiyarno
Irigasi di persawahan Bulusari - SLogohimo | Foto Sugiyarno

infowonogiri.com – SLOGOHIMO – Setiap musim kemarau melanda, banyak sawah yang tidak bisa ditanami padi. Disebabkan mengalami kekeringan. Seperti yang dialami sawah di daerah Koripan dan Bulusari Slogohimo. Di sana setiap musim kemarau dipastikan sawah tidak bisa ditanami padi alias menganggur.

Disebabkan tidak ada sarana irigasi yang mengalir. Para petani tidak bisa berbuat apa-apa. Para petani hanya bisa membiarkan sawahnya sampai musim penghujan tiba. Namun hal itu tidak terjadi pada sawah di wilayah timur Bulusari. Sawah yang membentang hampir 50 hektar ini, 80 persen di antaranya bisa ditanami padi. Karena air irigasinya tetap mengalir lancar.

Demikian pula dengan Sawah di Dusun Ngimpunan Desa Bulusari. Sawah yang membentang luas sampai di Dusun Pandan ini terlihat masih di tanami padi. Tanaman padi ini sangat bergantung kepada saluran air dari dam-dam bendungan aliran sungai yang mengalir dari Girimanik sampai Watusomo.

Seperti dam Wareng II yang letaknya di Desa Bulusari sisi timur. Dam Wereng ini mampu mengairi sawah seluas puluan hektar. Meliputi sawah Bulusari, sawah Gemawang dan sawah Pule. Aliran air dari Girimanik secara bergantian digunakan untuk mengairi tanaman padi. Masing masing pemilik sawah sepakat giliran mengalirkan air ke sawahnya.

Setiap pemilik sawah mendapatkan jatah dua jam dalam lima hari sekali. “Caranya digilir dua jam dalam lima hari sekali, ini namanya topo (bertapa) banyu, kalau tidak ditunggui ada yang nakal,” kata Joko ayah tiga anak in, saat menunggu mengalirkan air ke sawahnya. Menurutnya, terkadang jika tidak ditunggui ada yang curang, mengalirkan jatah orang lain ke sawahnya.

Topo (betapa) banyu waktunya sudah ditetapkan sesuai kesepakatan para petani. Ada yang topo banyu pada pagi hari, siang hari, sore hari, ada juga yang malam hari. Topo banyu sudah menjadi kebiasaan para petani. Meski malam hari tetap harus pergi ke sawah demi mendapatkan jatah air. Waktu dua jam sangatlah berharga bagi mereka agar benih yang mereka sebar bisa panen, kelak. [n420]

By Redaksi

One thought on “Para Petani Bertapa Demi Tanaman Padi”

Tinggalkan Balasan