infowonogiri.com-WONOGIRI-Lata artinya daun. Mausadi terdiri dari, bentukan kata maha,usada, dan adi yang artinya obat yang sangat hebat. Lata Mausadi bisa diterjemahkan secara bebas sebagai daun yang berkhasiat sebagai obat yang manjur atau tanaman obat mujarap.

Dalam Wiracarita Ramayana, ketika Wadyabala kera Prabu Ramawijaya banyak yang gugur dan terluka karena senjata Nagapasa Raden Injrjit, Gunawan Wibisana segera menyuruh Anoman untuk mencari daun obat yang bernama Lata Mausadi.

Daun ajaid ini bisa mengobati luka. Bahkan bisa untuk menghidupkan kembali kera-kera yang mati. Lata Mausadi yang mujarap ini hanya tumbuh di puncak gunung Mahameru. Watak Anoman yang berdarah muda, tanpa lebih dulu menanyakan ciri-ciri daun obat tersebut langsung melesat terbang ke gunung Mahameru.


Sampai di puncak gunung Mahameru Anoman kebingungan. Begitu lebet dan luas terhampar hutan dan perdu. Mana yang bernama daun Mausadi? Malu bertanya sesat di jalan. Dasar Anoman sakti, tak mau kepalang tanggung. Segera pucuk gunung Mahameru dipotesnya (dipotong).

“Gundukan bukit itu dipanggul, dibawa terbang ke hadapan Gunawan Wibisana. Gunawan lalu menunjukan nama yang di sebut Lata Mausadi. Kera-kera kecil yang tak sabar lalu menyerbu berebut memetik lata mausadi untuk mengobati kerabatnya yang luka dan mati,” tutur Nani Sudarsono di Kantor Kawedanan Jl Diponegoro Ngadirojo, Sabtu (18/6/) lalu.

Revitalisasi Tari Kethek Ogleng
Menurut mitos yang berkembang di daerah Wonogiri, Gunung Mahameru atau Semeru itu terletak di Pulau Jawa. Ketika Anoman membawa puncak gunung bitu, sebongkang tanah dengan timbuhan obat berceceran jatuh di Gunung Giri, dan sekitar Hutan Kethu di Kabupaten Wonogiri.

Ujaring mbok bakul sinambiwara (menurut cerita yang berkembang secara lisan), ketika pendiri Jamu Air Mancur Wonogiri akan memulai bisnis jamunya pada tahun 1918, ia melakukan tirakat di Gunung Giri. Disana ia mendapat wangsit ”ilham” agar memulai usahanya dengan memberdayakan tanaman obat di sekitar Hutan Kethu dan Gunung Giri.

Dari situlah awal bisnis raksasa jamu Air Mancur bermula. (Nara sumber; Alm Soeparmo, Dinas Pariwisata Wonogiri). Di Wonogiri ada kesenian tradisional unggulan yang di kenal dengan Kethek Ogleng. Sebuah tarian kera yang dinamis dan lucu. Gerakannya lincah dan akrobatik.

Tarian Kethek Ogleng selama ini di hubungkan denagan Cerita Panji. Jika saja kesenian kethek ogleng itu direvitalisasi kemudian dikaitkan tematik dan garapannya dengan sumber mitos ketika Anoman mencari Lata Mausadi yang sebagian jatuh di Wonogiri, maka akan lebih menarik.

Penokohan dan dramatik ceritanya lebih jelas dengan alur yang menarik. Koreografer bisa mengeksploitasi gerak keperkasaan Anoman. Gerak-gerak ceria dan histeria kera-kera kecil berebut obat. Garapan kera-kera tanggung dengan gerak akrobatik dengan komposisi tari yang menarik.

Garapan kesenian unggulan kethek ogleng dengan tema yang jelas, yaitu mengangkat pengobatan herbal yang sedang ngetren saat ini akan mempunyai dampakm ekonomis dan promosi pariwisata daerah Tingkat II Wonogiri. Wonogiri akan dikenal sebagai daerah penyangga industri obat herbal dengan empon-empon dan tanaman obat melalui kesenian Kethek Ogleng. Untuk membedakan dengan Kethek Ogleng klasik yang selama ini telah dikenal, maka tarian ini lebih tepat kalau diberi nama Kethek Ogleng Lata Mausadi. (bsr)

By Redaksi

One thought on “Kethek Ogleng Lata Mausadi Bisa Hidupkan Kera Yang Sudah Mati”

Tinggalkan Balasan