infowonogiri.com-WONOGIRI-Mungkin sudah lumrah jika seorang pejabat sekelas bupati suka orasi, suka omong bahkan suka mendongeng. Demikian halnya, dengan pejabat baru Bupati Wonogiri Danar Rahmanto.
Akhir pekan kemarin, Danar di hadapan pengurus dan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Istri Dokter Indonesia (IDDI) dan pejabat Kabupaten Wonogiri, pada acara Hari Kesehatan Nasional HKN, mendongeng, tentang gadis desa yang lugu dan tentang tes urin.
Berikut ceritanya. Wonogiri dikenal sebagai negeri kaum perantau. Di sebuah Desa, sebut saja di Kecamatan Jatiroto, ada gadis yang mulai beranjak dewasa. Suatu ketika dia pamit kepada orang tuanya ingin merantau ke kota besar, sebut saja ke Jogjakarta.
Sebelum berangkat, orang tuanya memberi wejangan. Jika mau menikah pilihlah lelaki yang pengertian, yang irit dan yang masih perjaka. Singkat cerita, gadis itu pergi ke Jogjakarta. Kerja di pabrik sampai bertahun tahun lamanya.
Suatu ketika, gadis tersebut pacaran dengan pemuda pujaannya. Saatnya pulang ke kampung gadis desa itu mengajak kekasihnya. Dalam perjalanan mereka berdua kehujanan. Karena tidak membawa payung, pemuda itu mengajak gadis desa itu berteduh. Karena hujan tak kunjung reda, sang jejaka mengajak gadis desa itu menginap ke hotel. Agar menghemat, sang jejaka bilang, “Kita sewa satu kamar saja agar irit, nanti kita tidur sekamar berdua,” tutur perjaka seperti dikisahkan Danar.
Dalam hati sang gadis berpikir, kekasihnya perhatian juga. Berarti sesuai saran ibunya. Pemuda dan gadis desa itu sepakat tidur berdua sekamar dan seranjang. Sang gadis menyetujuinya, karena hal itu sesuai prinsip ibunya.Esok hari mereka berdua meneruskan perjalanan pulang kampung. Sasampainya di rumah, sang gadis ditanyai oleh ibunya, perihal siapa calon suaminya itu. Apakah pesan yang dulu disampaikan masih diingat dan dipatuhinya.
Semua diceritakan oleh gadis desa itu. Gadis desa itu mengatakan pemuda itu sangat perhatian. Karena kehujanan diajak menginap di hotel. Pemuda itu juga punya prinsip irit, kamar hotel yang disewa hanya satu kamar untuk tidur berdua. Puncaknya, gadis itu pun ditanyai apakah pemuda itu masih perjaka. “Gadis desa itu menjawab, pemuda itu masih perjaka asli, buktinya sebelum digunakan, barangnya dibungkus dengan plastic elastis, bungkus bekas itupun ditunjukan ke ibunya,” pungkas Danar.
Lain waktu gadis desa nan lugu itu hamil, rupanya sang pria pujaannya lupa tidak membeli plastic. Kini gadis desa itu sedang menunggu kelahiran anak pertamanya dan menunggu pria pujaannya agar menikahinya secara resmi. Semoga kelak anaknya shaleh dan menjadi pemimpin yang adil. (bsr)
berarti tasih original dunk…wkwkwkwk
Wah benar2 mantap gan.
Wah mantap sekali gan.
itu ma…….pengalaman pribadi danar………(sedikit di rubah)..\