infowonogiri.com – JATISRONO – Di Dusun Ngendram, Desa Tanggulangin Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wongoiri berdiri kokoh dua batang pohon jati super besar. Berdiameter kira kira lebih dari 150 Cm. Memiliki ketinggingian mencapai sekira 12 meter.
Pohon jati khas jawa ini tumbuh di tepi jalan di area sekitar makam Ki Ageng Sentono di desa setempat. Posisi tumbuhnya jati tersebut menguatkan keyakinan sejumlah orang akan kesan mistis pada kedua pohon jati itu. Menurut warga setempat, Sri -begitu panggilannya-, semula ada lima (5) batang pohon jati sejenis, di sekitar makam setempat. Tiga batang pohon di antaranya telah roboh.
Setali tiga uang, pernyataan dari Marsih Kepala Desa Tanggulangin, yang baru saja dilantik sebagai Kades. “Pohon jati ini erat kaitannya dengan sejarah Dusun Plumpang, Desa Tanggulangin, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri,” kata Marsih perempuan paruh baya yang tampak ramah ini.
Sejarah berawal dari keberadaan tokoh masyarakat dan tokoh adat budaya setempat. Yakni Ki Ageng Sentono yang pertama tinggal di wilayah Dusun Plumpang Desa Tanggulangin Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, kira kira pada 400 tahun silam. Pohon-pohon jati itu menjadi saksi bisu sejarah dibukanya Dusun Plumpang Desa Tanggulanging Kecamatan Jatisrono.
Awalnya, konon dulu ada lima batang bibit pohon jati yang ditanam di sekiar makam setempat, namun tidak ada yang mengetahui siapa penanamnya. Dalam perkembangannya dua batang pohon jati itu roboh tampa diketahui sebabnya. Kemudian batang pohon yang tumbang dibiarkan di lahan pekarangan sekira makam.
Dimungkinkan karena kehujanan dan kepanasan setiap hari selama bertahun tahun, akhirnya batang pohon jati itu menjadi tanah termakan usia. Tak tersisa. Sedangkan satu batang pohon jati ditebang dan dijual kepada warga Wonogiri Kota, namun dalam perjalanan sampai di Jatisrono kendaraan truk pengangkut jati tersebut, mengalami mogok mesin, dan tidak bisa jalan tampa diketahui apa kerusakan mobil itu. Menurut ceritanya batang kayu jati itu meminta dikembalikan ke asalnya. Kono kayu jati itu tidak mau dijual.
Ada seorang penggemar kayu jati jawa asal Semarang yang berminat membeli dari Semarang. Ia berani menawar satu batang pohon jati itu seharga Rp.1 Miliar. Akan tetapi warga tidak berani meng-iyakan. “Berapapun harga yang diberikan warga tetap tidak berani,” pungkas Marsih.
Kini di sekitar makam tersebut terdapat dua batang pohon jati yang masih berdiri kokoh seperti berotot. Batang pangkalnya sangat besar. Tampak gagah perkasa. Berdaun lebat meneduhkan suasana area makam.
Makam tersebut adalah pesarean (tempat tidur panjang) Ki Ageng Sarpo Sentono. Al Marhum Ki Ageng Sarpo Sentono meninggal dan dimakamkan pada 26 Jumadilakhir 1927 Hijriyah, atau bertepatan dengan tanggal 28 Oktober 1997 Masehi. Salah satu keturunan Ki Ageng Sarpo Sentono adalah keluarga besar Sutino yang kini tinggal di Pasar Lawas Kecamatan Jatisrono. [Eka]
yang ini masih banyak temenya.
disemarang juga ada yg masih tegak berdiri 6 pohon
dg lingkar 600 ato diameter 181 tinggi 800
dg lingkar 570 ato diameter 172 tingg 1200
dg lingkar 565 ato diameter 171 tinggi 1000
dg lingkar 530 ato diameter 160 tinggi 300
dg lingkar 490 ato diameter 148 tinggi 1200
dg lingkar 470 ato diameter 142 tinggi 2200
dg lingkar 390 ato diameter 118 tinggi 1500
silahkan hub. 085225118338 utk nonton keajaiban jati.