GGLINK-NEWS-WONOGIRI-Kamis (21/10/10) malam kemarin adalah puncak peringatan seribu hari (nyewu) wafatnya Presiden RI ke 2 HM. Soeharto di Pemakaman Keluarga Cendana, Astana Giribangun di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Acara itu dimulai sekira pukul 20.00. Puncak ritual adalah pemasangan Maijon, sejenis kuncup penutup lubang nisan makam mendiang Pak Harto.
Lubang nisan ada dua. Terletak di bagian atas nisan sisi (Utara) dan bagian bawah nisan (Selatan). Tepatnya Maijon pertama untuk menutup lubang nisan pada bagian kepala Soeharto, dan Maijon kedua untuk menutup lubang nisan penutup bagian kaki jenazah presiden 32 tahun itu.
Prosesi upacara seribu hari meninggalnya Bapak Pembangunan itu dilakukan sejak sepekan lalu, (16/10/10). Diawali dengan pembacaan al quran surat Yasin, dzikir tahlil sampai Kamis malam kemarin. Ritual lain sebelumnya adalah pemasangan nisan yang terdiri lima lapis dan pemasangan marmer penghias nisan yang semuanya didatangkan dari Kabupaten Tulungagung.
“Puncaknya pemasangan maijon atau semacam kuncup Nisan. Dilanjutkan pelepasan burung dara berwarna putih,” ujar Staf Humas Setda Pemda Wonogiri Sutrsino dan Bintoro mewakili Kabagnya, Waluyo. Prosesi upacara pembacaan Alquran Surat Yassin dan Dzikir Tahlil dipimpin oleh Juru Kunci Makam, Soekirno alias Kirno.
Secara keseluruhan tradisi budaya Jawa itu dipimpin oleh Ketua Yayasan Mangadeg Astana Giri Bangun Begug Poernomosidi yang juga Bupati Wonogiri. Keluarga Cendana diwakili oleh anak emas Soeharto Hutomo Mandala Putra alias Tommy dan Sri Utami alias Mamik, dan Bupati Karanganyar Rina Iriani. (bsr, bin, tris).