infowonogiri.com-WONOGIRI-Di Lingkungan Keron lor Kelurahan Wuryorejo Kecamatan Wonogiri terdapat sebuah bangunan sederhana kira kira berukuran 4 x 6 m2. Letaknya di tepi jalan di tengah persawahan dan pegunungan, yaitu kawasan Perhutani Gunung Gandul Wonogiri.
Tidak ada papan nama yang terpasang di sana. Jaringan listrik pun belum ada, kalaupun ada nggantol dari pihak lain. Namun sebagian warga sudah mengetahuinya. Bangunan tesebut adalah gedung Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) “Sinar Husada” Wuryorejo, Wonogiri.Setiap hari, kecuali hari Sabtu dan Minggu serta hari libur, mulai pukul 08.30 sampai pukul 12.00, puluhan orang berdatangan ke sana. Di sana ada dua orang perempuan yaitu Sarmini dan Sinta Rusita Sari. Sarmini adalah kader Posyandu. Sedangkan Sinta adalah bidan Desa setempat. Sinta adalah satu dari 170 Bidan Desa di Wonogiri.
Kebanyakan orang yang datang bertujuan ingin bertemu dengan Sinta. Bukan karena senyumannya yang ramah. Juga bukan karena paras kecantikan bidan berkerudung ini. Tetapi karena pelayanan kesehatan bidan berkulit putih ini, cukup member kesembuhan.Sebagian orang mengaku terlayani akan kebutuhan kesehatannya. Meski ia hanya seorang bidan, namun warga setempat tidak meragukan kinerjanya. Dia disiplin. Dia aktif. Ia juga mampu memberi apa yang dibutuhkan warga yang kebanyakan petani pinggiran pegunungan.
Dari daftar tamu yang datang, rata rata perhari praktek mampu melayani 25 hingga 30 orang. Keluhan para tamu pun berbeda satau sama lain. Ada yang mengeluhkan sakit kepala, demam, pilek, masuk angin, gatal gatal dan ada juga yang darah tinggi atau darah rendah.Bahkan ada juga tamu yang datang karena ingin mengikuti program keluarga berencana. Yaitu pemasangan spiral, ayudi, implant dan yang lainnya. Intinya, khusus melayani pelayanan medik dasar (umum) dan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Bahkan pernah menangani proses persalinan.
“Saya kesini karena darah tinggi. Di sini baik pelayanannya mas,” kata Sutikno (57) warga Tunggul Giriwono Wonogiri. Pasien pencari sehat yang datang tidak hanya warga Wuryorejo, Wonogiri. Ternyata dari Dusun/Lingkungan Kelurahan lain, Giriwono, juga banyak. Bahkan dari Kecamatan Selogiri.Sinta ketika ditemui di ruang prakteknya, Selasa (4/9) mengatakan, PKD Sinar Husada menangani warga di empat Dusun yaitu Keronlor, Keronkidul, Blimbing dan Pakis kelurahan Wuryorejo. Juga melayani warga Tunggul, Gandul Kelurahan Giriwono dan Dusun Pare, Tandon Selogiri.
Sinta pernah beberapa kali menemukan kesulitan dalam menangani keluhan pasien. Pasien tersebut menderita komplikasi diabetes. Luka di tubuhnya tak kunjung sembuh. Sinta tidak kekurangan akal. Ia konsultasi dengan suaminya Agung Nugroho yang kebetulan seorang dokter. Agung kini kuliah beasiswa kedokteran spesialis saraf di DR Soetomo Surabaya.
Meski demikian semua pasien diperlakukan sama. Setiap pendaftaran dikenai biaya Rp.3000. “Yang Rp.2500 untuk retribusi masuk ke kas Daerah, yang Rp.500 untuk masuk ke Forum Komunikasi (Forkos) Desa,” terang Sinta sembari memeriksa Yogi pasien Pencil Wuryorejo.Terpisah, Kepala Puskesmas Wonogiri II Anti Istikomah tampak agak terkejut ditemui infowonogiri.com. Ia secara terbuka siap mendapatkan masukan atau keluhan dari masyarakat. Disebutkan, di bawah Puskesmas Wonogiri II ada empat PKD, yaitu di Wonokarto, Giriwono, Giritirto dan di Wuryorejo.
Setiap PKD disediakan minimal seroang Bidan Desa dibantu kader Posyandu. PKD itu kaki tangan Puskesmas. PKD itu panjang tangannya Puskesmas. Tugas bidan desa sama dengan petugas medis di Puskesmas. Puskesmas sangat terbantu dengan keberadaan PKD. “Kalau cukup disana kenapa harus ke Puskesmas,” pungkasnya. ([email protected])