INFOWONOGIRI.COM-JATIPURNO-Makanan pabrikan menjadi -salah satu- kendala di tahun ke 3 pelaksanaan Inovasi Gema Stunting UPTD Puskesmas Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
Pemanfaatan dana desa untuk penyediaan makanan tambahan di posyandu masih menghadirkan makanan pabrikan. Seharusnya makanan lokal.
Kedua, rendahnya prosentase keberhasilan asi eksklusif. Ketiga pemberian MP-ASI yang kurang tepat dan tidak edukatif. Keempat kurang optimal edukasi gizi ke masyarakat luas. Khususnya remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan orangtua balita.
Keempat hal ini saling berkaitan dan dapat membuat asupan gizi bayi dan balita tidak tercukupi. Sehingga menyebabkan masalah gizi (stunting).
Karena itu pengelola Puskesmas Jatipurno melalui program gizinya, membuat inovasi pelayanan masyarakat untuk membantu fokus pemerintah dalam pencegahan stunting dan menuntaskan masalah stunting.
Tim membuat rangkaian kegiatan bernama “GEMA STUNTING” sejak tahun 2019. Yaitu “Gerakan Masyarakat Sinergi Tuntaskan Stunting”.
Diharapkan lapisan masyarakat dapat berperan aktif dalam pencegahan dan penaggulangan masalah stunting. Di tahun 2023 ini inovasi “GEMA STUNTING” masih berlanjut ke Tahap 3.
Kegiatan antara lain:
1. Membuat rekomendasi menu PMT untuk satu tahun dengan menu wajib lauk hewani dan buah. Menu yang mudah agar bisa diterapkan kader posyandu.
2. Melaksanakan kegiatan “PONI ZI JAROT” Pos Konsultasi & Pemantauan Gizi Untuk Jatipurno Zero Stunting. Tujuannya untuk sarana konsultasi ASI, MP-ASI, pertumbuhan dan kegiatan memantau balita berisiko.
3. Melaksanakan kegiatan “KAK JEZI” Konten Edukasi Untuk Jatipurno Bebas Masalah Gizi. Tujuannya edukasi gizi online agar dapat diakses oleh masyarakat luas. Sasaran utama KAK JEZI adalah remaja, calon pengantin, dan orangtua muda yang melek teknologi.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan masalah stunting.
Tujuan agar anak Indonesia tumbuh berkembang optimal dan maksimal. Disertai kemampuan emosional, sosial, fisik dan siap belajar. Serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. (Rilis, editor Bagus Sarengat)