WONOGIRI-Desakan perangkat desa anggota Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) telah sampai di Istana Negara, Senin pagi (13/12). Menjelang memasuki istana terjadi insiden pertengkaran antara beberapa anggota PPDI dengan petugas keamanan Istana Presiden.
Awalnya terjadinya insiden tersebut, karena anggota PPDI permohonan massa PPDI untuk menyampaikan draf RUU ke Menteri Dalam Negeri. Seperti dilaporkan oleh salah satu perangkat desa asal Wongoiri, Wahyu, pada pagi hari massa PPDI dijanjikan bisa bertemu dengan Mendagri, namun sampai sore hari, belum bisa bertemu. Masa emosi lalu melempari securiti dengan pakaian, botol minuman.
Anehnya lagi, menurut Wahyu, di lokasi sekitar istana presiden, minim petugas kepolisian, baik pada pagi hari maupun sore hari . “Tidak banyak polisi. Aksi dibiarkan saja. Entah kenapa?,” tegasnya Disisi lain, pada pagi hari menjelang pukul 07.00, terjadi insiden lucu. Saat digelar apel pagi staf Mendagri, massa PPDI dating di luar pagar di depan kantor Mendagri. Yang menarik saat massa berdatangan bertepatan akan dimulainya upacara apel pagi. “Mungkin takut, petugas pengibar bendera salah memasang bendera merah putih. Warna putihnya terbalik di atas dan merah di bawah,” katanya.
Sekedar tahu sebanyak 1500 anggota PPDI bertolak ke Istana Presiden (bukan DPRRI, seperti diberitakan METEOR edisi 13/12, red). Mereka menuntut agar di Perangkat Desa diangkat sebagai PNS seperti Sekdes. Kepala Desa juga menuntut agar masa jabatannya 10 tahun dan bisa mencalonkan lagi, bukan enam tahun seperti sekarang. Juga menuntut agar anggaran untuk Pemdes segera dicairkan sehingga Pemdes bisa mengelola anggaran Pemdes. (bsr)