GGLINK-NEWS-WONOGIRI-Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Wonogiri Bambang Haryadi mengakui konsep dan manejemen pengelolaan kepariwisataan Waduk Gajah Mungkur sangat lemah. Antara lain disebabkan keterbatasan sumber daya manusia dan sumber dana yang dimiliki oleh Pemkab Wonogiri.
Pengakuan itu dikemukakan Bambang menyusul kritikan yang disampaikan Ketua Paguyuban Sanggar Keraton Tirtowening (PSK-T) Kabupaten Serang Propinsi Banten, H Putranegera, pada acara sarasehan Dekranasda dan PSK-T di gedung Jetski Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. “Ya memang begitu adanya. Banyak hal yang menjadi penyebab, kita keterbatasan SDM dan dana. Juga karena menata pedagang ternyata tidak mudah,” ujar Bambang.
Mete dan Gaplek Wonogiri diklem sudah mendunia.
Kedepan yang paling dekat, Bambang mengaku akan segera mengambil langkah antara lain mengelompokkan pedagang di WGM perjenis dagangan. Pedagang dan pengrajin akan diajak bicara untuk menentukan lokasi berjualan. Disebutkan Bambang, jumlah PKL dan Pengrajin se WGM ada 53 orang. Sedangkan rumah makan permanen ada sekira WGM ada sekira 30.
Di sisi lain, Bambang merasa penganan khas Wonogiri yang sudah cukup dikenal tidak hanya nila bakar, wader dan pecel. Menurutnya masih banyak penganan kuliner Wonogiri yang cukup dikenal Dunia. Antara lain kacang mete (jambu monyet), Nrem Nguntoronadi, Geti, Mie-Bakso, jamu gendong dan bahkan gaplek. (bsr)([email protected])