infowonogiri.com-WONOGIRI-Akibat salah SMS seorang pemuda bernama Sutrisno (23) dirawat di RS Moerwardi Solo. Warga asal Desa Krapyak RT 04 RW 07 Sidoharjo itu mengalami luka fraktur berat pada tulang rahang, bahu, pipi pelipis dan mengalami pendarahan dari hidungnya. Pria yang belum mempunyai pekerjaan tetap itu sempat dirawat di RS Amal Sehat Slogohimo namun akhirnya dirujuk ke RS Moewardi karena lukanya tergolong parah.
Sampai Minggu (2/10) yang bersangkutan masih di ruang perawatan khusus untuk menjalani operasi tulang. Informasi tersebut dikemukakan oleh Ketua RW 07 Krapyak Sidoharjo, Minggu sore kemarin. Menurut informasi yang diperoleh infowonogiri.com peristiwa penganiayaan itu terjadi sekitar pukul 23.30 Kamis (29/9) lalu. Namun perkara itu baru dilaporkan sehari kemudian.
Informasinya, penganiayaan itu terjadi di sekitar SMK Bhakti Sidoharjo pada malam hari sampai pagi hari. Pelaku penganiayaan diduga melibatkan dua orang ayah dan anak berinisial Krj (42) oknum penyuluh KUA Kecamatan Sidoharjo dan anaknya yang berstatus sebagai mahasiswa Unifersitas Terbuka (UT) berinisial Rmt (22) yang saat ini juga berstatus sebagai guru pengajar di SD IT Amanah Sidoharjo.
Melibatkan ayah dan anak dari keluarga guru dan staf di KUA dan mantan Panwascam.
Penyebab penganiayaan itu dipicu oleh SMS nyasar. SMS tersebut dikabarkan berisi pesan jorok dan saru yang dikirimkan oleh korban kepada nomor HP milik Slm (30) yang tidak lain adalah istri Karjo. Slm kebetulan juga guru SD Sidorejo Kecamatan Sidoharjo. Sutrsino mendapatkan nomor HP Slm dari kawannya.
“Sutrisno dikasih nomor HP kawannya, nomor tersebut katanya punya nomor perempuan yang bisa diajak kencan. Lalu Sutrisno SMS ke nomor tersebut. Nomor tersebut kemudian menanggapi SMS Sutrsino lalu kencan di sekitar Smea (SMK, red),” kata Hartanto. Belakangan ternyata tertungkap, bahwa nomor HP tersebut adalah milik Slm istri Krj.
Saat ber-SMS-an Slm sedang keluar rumah mengikuti pengajian. SMS dari Sutrisno ditanggapi oleh Krj dan anaknya, Rmt. Malam itu Krj dan anaknya membuat perhitungan. Karena tidak tahu bawha nomor tersebut adalah milik Slm, maka Sutrisno datang di temapt yang disepakati, di dekat kandang sapi yang sepi dan dekat SMK Bhakti.
Saat sedang menunggu orang yang akan dikencani, Sutrisno didatangi oleh dua orang. Kedua orang itu bertanya kepada Sutrisno. Sutrisno menjawab sedang menunggu kawannya. Kedua orang itu menyarankan agar kawannya dihubungi saja melalui telepon. Sutrisno menjawab kawannya tidak mempunyai HP. Saat itu juga, Krj menghubungi orang yang mengirimkan SMS jorok itu.
Ternyata nomor HP yang dihubungi adalah nomor Sutrisno. Saat itu juga kedua oknum penyuluh KUA dan guru SD IT itu menghajar Sutrisno tampa ampun. Sampai akhirnya Sutrsino tak berdaya karena mengalami luka parah di hampir seluruh bagian tubuhnya. Korban dianiaya menggunakan rantai dan batu. Dalam keadaan terluka korban ditinggal dibiarkan. Pagi hari perkara diketahui polisi. Korban dilarikan ke rumah sakit.
Krj dikonfirmasi terpisah mengakui telah melakukan penganiayaan itu. Dia menyatakan masalah tersebut sudah selesai secara kekeluargaan. Krj menyatakan siap bertanggungjawab untuk mengurusi biaya pengobatan Sutrsino sampai sembuh. “Ini masalah sudah selesai. Saya siap bertanggung jawab untuk membiayai sampai sembuh, ini hanya masalah sms saru yang nyasar,” kata mantan anggota Panwascam itu. ([email protected])