infowonogiri.com-BEKASI-Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, terlebih lagi pekerjaan yang beresiko tinggi syarat mutlak untuk menuju Selamat adalah haruslah “Hati-hati” Â Seperti yang dialami oleh Sdr. Suhartono (42 th) yang tercatat sebagai warga RT. 03/04 Desa Pucung Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri ini.
Suhartono yang kesehariannya sebagai tukang bangunan atau pekerja serabutan tergantung permintaan yang menyuruh. Di minta untuk mengerjakan apa saja asalkan masih di seputaran perbaikan rumah, Suhartono selalu berucap sendiko dawuh, tidak pernah mengecewakan pelanggan. Dalam menggeluti pekerjaanna itu, Suhartono mendapat imbalan upah perhari sebesar antara 50 ribu hingga 75 ribu rupiah.
Upah segitu jika mendapat order dari orang yang lebih baik, masih mendapat bonus makan 2 x dan rokok sebungkus perhari. Â Seperti biasanya Pada Tgl. 25 September 2010, Suhartono menjalankan aktifitas seperti biasa. Hari itu dia di panggil oleh Pak Tatang warga di Jl. kemuning2 di bilangan lembah Ijo Cikarang untuk membetulkan atap rumah yang bocor. Kebetulan beberapa hari terakhir sudah 2 x hujan lebat di wilayah Cikarang, sehingga rumah pak tatang bocor, kemudian bergegas untuk mencari tukang untuk memperbaikinya. Â Namun naas bagi Suhartono.
Pada saat menaiki tangga dari arah samping rumah pak Tatang, entah apa mungkin kurang perhitungan atau kurang di sadari bahaya tembok licin akibat cat tembok yang sudah agak lama, membuat tangga yang untuk naik keatap rumah meleset. Suhartono pun yang sudah hampir mencapai puncak ketinggian dari anak tangga tersebut, hanya spontan berteriak heeeeeeeeeeei… Gedubrak..! Suhartono tergeletak, warga sekitar yang menyaksikan langsung berhamburan menghampiri Suhartono yang kemudian segera di larikan ke R.S. Hosana medika Cikarang. Setelah di lakukan pemeriksaan, pihak rumah sakit menyampaikan hasil pemeriksaan dokter, bahwa Suhartono gegar otak dan harus di lakukan operasi yang perkiraan biayanya sekitar 125 jutaan.
Pak Tatang sebagai penanggung jawab karena kebetulan rumah yang di perbaiki oleh Suhartono yang sedang ketiban sial, kemudian berembug dengan mengontak Keluarganya di Kismantoro-Wonogiri. Hasil rembugan, Suhartono minta di bawa pulang dulu ke Kismantoro-Wonogiri. Kemudian keputusan akhir diambil mengingat Suhartono dalam keadaan sakit namun atas permintaan keluarganya minta dibawa pulang, mungkin harapan Keluarga akan berobat di Wonogiri yang memang Keluarganya semua disana, Suhartono di bawa pulang dengan ambulance.
Namun, di tengah perjalanan menuju Kismantoro-Wonogiri Suhartono menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan tenang di atas kendaraan ambulance. Jenazah Suhartono tetap di lanjutkan dengan kendaraan ambulance yang sama menuju kerumah duka di RT. 03/04 Desa Pucung Kecamatan Kismantoro-Wonogiri. Â Jenazahnya di kebumikan pada Tgl. 26 September 2011 menjelang waktu Sholat Dzuhur di Pemakaman Dusun Ngandong, Desa Pucung Kecamatan Kismantoro dengan diantar sanak saudaranya.
Suhartono meninggalkan istri, dua anak yang masing-masing sudah berkeluarga dan dua orang cucu. Keluarga menyikapinya dengan pasrah Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwasannya hidup ini tinggal menunggu giliran untuk di panggil menghadapNya. Dengan cara apapun lantaran meninggal seseorang, bilamana sudah waktu dan takdirnya, maka terjadilah. Â ([email protected])