WONOGIRI-Sekarang bukan jamannya lagi mengajar siswa dengan tangan besi. Sedikit keras saja bisa bisa berurusan panjang sampai ke kepolisian. Itu pula yang tampaknya akan terjadi di lingkungan SMK Gajah Mungkur I Wuryantoro Wonogiri.
Seorang guru olahraga berinisial Maryanto (38) guru SMK Gajah Mungkur I Wuryantoro dilaporkan ke Mapolsek Wuryantoro karena diduga telah melakukan pemukulan terhadap siswanya bernama Ganang (16) warga Jl Salak I RT 04 RW1 Tubokarto Kecamatan Pracimantoro.
Ganang didampingi ayahnya Edi Puspito (46) melaporkan ke Mapolres Wuryantoro, Selasa (8/2) kemarin. Ganang mengaku mukanya ditampar oleh Maryanto. Pemukulan itu terjadi di halaman sekolah SMK GM I Wuryantoro, sekira pukul 07.30, Senin (7/2) lalu usai digelar upacara bendara.
Akibat pemukulan tersebut, Ganang merasakan sakit dan berair kedua matanya, pusing, dan tulang pipinya terasa linu serta tampak memar. Setelah kejadian itu, Ganang dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan visum dokter.
“Anak saya ditampar satu kali di muka umum di depan kawan kawannya. Katanya anak saya gaduh saat sedang berlangsung upacara. Usai upacara anak saya langsung dipanggil dan ditampar oleh guru olahraganya. Katanya anak saya gaduh. Perkara ini saya laporkan ke polisi, agar bisa menjadi pelajaran bagi gurunya dan bagi orang lain agar tidak terjadi lagi,” ujar Edi Puspito
Edi mengaku telah menvisumkan anaknya ke dua dokter di Pracimantoro dan di Wuryantoro. Kedua dokter itu menyatakan sama, Ganang menderita memar di tulang pipinya di sekitar mata akibat terkena benturan benda tumpul.
Kepala SMK Gajah Mungkur I Wuryantoro, Saryanto keberatan guru disekolahnya telah melakukan pemukulan. Menurutnya anak buahnya hanya memegang pipinya. Karena anak tersebut dinilai sebagai anak mbeling alias nakal. Tindakan guru itu dimaksudkan bukan untuk menghajar muridnya, tetapi untuk memberi pelajaran agar anak didiknya menjadi baik dan disiplin.
“Itu hal yang biasa di sini, karena anak didik disini diajari disiplin, terlambat masuk juga kami suruh push-up. Dia tidak dipukul hanya disenggol pipinya, guru tersebut bertujuan memberi hukuman atas kesalahan yang dilakukan siswanya,” ujarnya berapi api. Saryanto sendiri merasa tidak cocok dengan sikap orang tuanya atas langkahnya melaporkan ke polisi.
Menurutnya seharusnya perkara dikonfirmasikan terlebih dahulu ke pihak sekolah, bukan dilaporkan langsung ke polisi. Laporan ke polisi, lanjut Maryanto, bisa ditempuh jika jalan musyawarah di sekolahan tidak ada titik temu. Sementara Maryanto tidak berhasil dikonfirmasi. Menurut Saryanto sedang tugas luar kota.
Kapolres Wonogiri AKBP Drs Nanang Avianto melalui Kapolsek Wuryantoro sudah dikonfirmasi, namun yang bersangkutan tidak ada di kantor. Melalui Kanit Reskrimnya Iptu Dadi menyebutkan, hasil visum memang ditemukan luka bekas pemukulan. (bsr)