WONOGIRI-Tragedi kematian bisa disebabkan oleh banyak hal. Penyebab kematian setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Termasuk kematian yang dialami oleh Mbah Simpeng (70) warga Dusun Popok Desa Keloran Kecamatan Selogiri, Wonogiri.
Bisa dikatakan kematian Mbah Simpeng, berawal dari sebuah tragedy sandal jepit. Sandal Jepit Mbah Simpeng terjatuh di jurang saat mencari kayu bakar di hutan di Dusun Popok wilayah hutan pinus Perhutani yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Manyaran.
Karena masih membutuhkan sandal jepit itu, simbah mencarinya sampai ke dasar jurang. Ternyata tidak mudah bagi orang yang sudah tua renta macam Mbah Simpeng untuk menemukan kembali sandal jepitnya. Bahkan dilaporkan, dia hilang selama dua hari.
Muspika Kecamatan Selogiri melaporkan, upaya pencarian dilakukan selama dua hari siang dan malam di Dusun Popok dan Temulus. Namun pencarian tidak maksimal karena terkendala hujan, gelap dan di tengah hutan banyak ular.
Akhirnya, pencarian membuahkan hasil pada sekira pukul 09.00, Jumat (21/1) lalu. Mbah Simpeng hilang sejak pergi dari rumah pada Rabu (19/1) silam. Mbah Simpeng saat ditemukan sudah dalam keadaan lemas lunglai di wilayah hutan Perhutani yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya.
Dipastikan selama di hutan si nenek tidak dapat tempat berteduh. Tubuhnya terguyur hujan saban hari hingga membiru seperti kediningan. Akhirnya Mbah Simpeng meninggal dunia pada petang harinya. Jenasahnya dimakamkan pukul 13.00 WIB, Sabtu (22/1) lalu.
Kerabatnya menceritakan, Mbah Simpeng sering mencari kayu bakar di hutan untuk dapurnya. Keluarganya sudah mengingatkan agar tidak terlalu jauh.
“Sandal jepitnya terjatuh ke jurang. Dicari sampai tersesat, bingung cari jalan kembalinya,” kata Marman seperti dilaporkan Kepala Desa Keloran Anto Maryanto ke Camat Selogiri Kapolsek Selogiri AKP H Warseno. (bsr)