WONOGIRI-Suyantini (62) warga Jl Gunung Buthak RT 03 RW 04 Lingkungan Joho Kecamatan Wonogiri selama seminggu ini tidak bisa berjalan normal. Jika memaksakan diri berjalan harus dibantu oleh orang lain atau menggunakan alat bantu krek atau tongkat penyangga. Itupun masih beresiko, usai berjalan punggung telapak kaki mengalami bengkak dan terasa nyeri.
Rabu (29/12) kemarin, wartawan koran ini menemui Suyantini di rumahnya, tepat di bawah kaki Gunung Gandul sisi barat. Suyantini tampak berjalan dari dapurnya, lalu duduk lesehan di lantai ruang tamu rumahnya. Tampak betis kaki kananya dibalut perban putih. Posisi duduknya harus selonjor. Tidak bisa dilipat seperti kaki kirinya.
Didampingi anak barepnya, Handayani dan anak ragilnya Suhendra, Sutini menceritakan, dia baru saja mengalami musibah. Kakinya digigit monyet alias kera liar yang hidup bersama koloninya di Gunung Gandul. Peristiwa itu, menurutnya terjadi pada Rabu (22/12) silam. Saat itu, sekira pukul 12.30 dia menuju ke samping timur rumahnya.
Di sisi rumahnya terdapat puluhan monyet liar berkeliaran. “Usai masak saya menata dagangan Hik anak saya, di samping rumah ada ratusan monyet, saya bermaksud mengusir monyet itu, mungkin ada yang mendekat dari belakang lalu menggigit kaki saya,” tutur Suyantini. Awal gigitannya hanya terasa perih, perlahan namun pasti sakitnya terasa kian linu. Pun darah terus mengalir tak henti.
Khawatir terjadi hal yang lebih parah, anak anaknya melarikan ibunya ke IGD BLU RS Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri. Oleh perawat IGD, kempol Suyantini dijahit dengan 17 jahitan. “Jadi gigitan monyet itu menembus sampai tulang putihnya,” tutur Handayani. Dia berharap, peristiwa itu menjadi yang pertama dan terakhir baginya.
Sekedar tahu, peristiwa keganasan monyet Gunung Gandul juga pernah terjadi beberapa waktu lalu, saat itu seorang nenek nyaris diperkosa monyet. Monyet tersebut telah berhasil menarik kain jarit, memeluk dan menciumi calon korbannya. Beruntung aksi tersebut berhasil digagalkan kerabatnya. (bsr)