GGLINK-NEWS-WONOGIRI-Sudah empat bulan sejak bocah berusia sekitar sembilan tahun itu dirawat oleh keluarga Widodo (48).
Warga Dusun Jatinom, Desa dan Kecamatan Sidoharjo itu bersedia membantu orang yang belum pernah dikenalnya untuk merawat anak ketiganya Cahya Sunu Pranowo yang mengalami cacat. Kini setelah empat bulan, keadaan berbalik 360 derajat.
“Orang itu selama dua bulan mengirim uang satu juta per bulan. Untuk biaya anaknya itu. Tapi sudah sejak dua bulan lalu tidak ada lagi, malah saya diminta bantuan mengirim uang. Akhirnya saya gadaikan motor dan sertifikat tanah,” katanya kemarin (7/11).
Cahya sendiri kini sudah bisa duduk sendiri meski tidak bisa berjalan. Itupun tak berlangsung lama. Sepertinya, punggung Cahya tidak kuat menahan beban jika kelamaan duduk. Sebelum akhirnya dirawat oleh keluarga Widodo, Cahya pernah dititipkan di satu yayasan di Jakarta. Namun karena terkesan tidak terawat akhirnya ibu kandung Cahya bertemu dengan Widodo. Saat datang untuk kali pertama, Cahya tidak bisa bergerak bebas. Tubuhnya kering kerontang, hanya bisa terdiam tanpa bisa berguling. Dalam kesehariannya, Cahya hanya menangis saat lapar dan minum. Tak banyak yang dia mau makan. Hanya nasi putih tanpa lauk. Selain itu, Cahya tak mau makan. Untuk minum botol dan sedotan menjadi alat minum sehari-hari.
“Untuk popok ya harusnya enak pakai <I>pampers<I>, tapi kami orang tidak punya. Untuk sehari-hari saja kurang. Apalagi masih harus menafkahi dua anak kandung saya dan istri. Oleh istri kain popok dialasi plastik agar air kencing dan saat buang air besar tidak kemana-mana,” lanjutnya.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, keluarga ini mengandalkan petak sawah dan ladang mereka. Saat bekerja di ladang, Cahya pun seringkali di tinggal di rumah sendiri. Meski bisa bergerak bebas, namun tidak jauh dari tempat dia biasa tidur. Di atas kasur tipis di atas lantai. Kata-kata tak pernah terucap, hanya tangisan saat meminta sesuatu yang terdengar.“Saya ini juga mau ke Jakarta mencari ibu kandungnya,” tambah Widodo. ([email protected])