infowonogiri.com-WONOGIRI-Bupati Wonogiri H. Danar Rahmanto akan mencari celah yang memungkinkan pengembalian tanah bengkok untuk Perangkat Desa (Perdes). Alasannya, Perdes bisa lebih “hidup” dengan mengolah tanah bengkok dari pada menerima bantuan keuangan.
Hal itu dikemukakan Bupati pada acara “Gugah Desa” di dua tempat, yaitu di Desa Platarejo, Kecamatan Giriwoyo, Selasa (6/12) dan di Desa Boto, Kecamatan Baturetno, secara bergantian. Kedua acara itu dihadiri Bupati secara bergantian. Hadir pula puluhan Perdes dan warga setempat.
Selama ini bantuan keuangan untuk Perdes yang setara dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) menurut Bupati belum bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Padahal konsekuensi jabatan Perdes cukup banyak. Seperti kebutuhan SLJA (sonjo, layat, jagong, arisan). Perdes juga dituntut harus aktif bergerak.
Konsekuensi sosial bermasyarakat tersebut, menurut Bupati membutuhkan biaya cukup banyak. “Kami akan mencari celah untuk mengembalikan tanah bengkok untuk diolah Perangkat Desa kembali. Itu tidak bisa diputuskan sendiri, kami harus mencari payung hukum ke Pusat, agar tidak berbenturan dengan aturan yang lebih tinggi,” katanya.
Seusai “Gugah Desa”, Danar menyatakan telah mengkaji manfaat pengembalian tanah bengkok untuk Perdes, dibandingkan dengan bantuan keuangan untuk Perdes setiap bulan dengan konsekuensi Perdes tidak bisa mengolah tanah bengkok lagi. Menurut Bupati, menggarap tanah bengkok lebih menghasilkan.
“Hasilnya lebih menguntungkan menggarap tanah bengkok dari pada bantuan keuangan setiap bulan,” kata Bupati di hadapan hadirin yang kebanyakan Perdes dan warganya. Bupati menambahkan, pihaknya telah memerintahkan Kepala Bagian Pemerintah perdesaan (Kabag Pemdes), Sriyono untuk mencari celah peluang pengembalian tanah bengkok untuk Perdes. ([email protected])