infowonogiri.com-NGADIROJO-Sejak mulai musim tanam pada musim penghujan akhir tahun ini, beberapa petani di Dusun Ngasinan Desa Mlokomanis Kecamatan Ngadirojo mengeluhkan pupuk kimia merk Phonska yang beredar di wilayahnya berkualitas jelek. Bahkan petani mencurigai pupuk yang dibeli seharga Rp.117 ribu/zak itu palsu.
Indikasinya, jika dibandingkan, secara fisik pupuk Phonska asli berwarna merah muda (pink), butirannya berukuran kecil, mudah hancur dan larut dalam air dan tanah. Sedangkan pupuk Phonska yang diduga palsu berwarna merah hati cenderung coklat, butirannya lebih besar, kasar, keras, dan tidak mudah larut dalam air dan tanah.
Sejumlah petani antara lain Mardi (54), Sardiyono (55), Mbah Karno alias Kadikem (60), Lasni (51) dan Mulyono (47) semuanya penduduk RT 01 RW 08 mengaku kecewa dan merugi. Mardi mengatakan, ia membeli dua karung, akhir Nopember lalu. Dia membeli ke kios pengecer pupuk di Pasar Ngadirojo.
Sekarung lebih ia sudah menaburkan pupuk di tanaman padi miliknya. Perzak berukuran 50 kg. Pekan kemarin, ia menyisakan sekitar 20kg pupuk bersubsidi itu. “Ini sisanya tetap saya simpan, biar petani yang lain tahu, agar tidak membeli pupuk seperti ini. Pupuk ini jelek, seminggu lebih saya memupuk tanaman saya, tapi tidak ada pengaruhnya,” ujar Mardi.
Mardi menjelaskan, pupuk Phonska yang bagus akan cepat memengaruhi pertumbuhan daun, buah dan menguatkan batang tanaman. Indikasi lain adalah meski sudah dipupuk dengan pupuk tersebut namun pertumbuhan tanaman tetap lamban, bahkan pupuk tersebut sulit hancur. “Pupuk yang asli mudah hancur dan langsung diserap tanah, tapi yang palsu tidak mudah hancur dan mewarnai air,” akunya.
Hal yang sama dikemukakan oleh Sardiyono, dkk-nya. Sardiyono pada awal membeli pupuk tersebut, tidak mengetahui jika pupuk itu dicurigai palsu. Ia baru sadar setelah membuka karung pupuk tersebut untuk ditaburkan. “Saya bertanya-tanya, kok begini pupuknya. Saya merasa dirugikan karena untuk pertumbuhannya tidak bisa langsung,” kata Sardiyono.
Mulyono, Ketua Kelompok “Tani Mulyo” Desa Mlokomanis mengemukakan, pihaknya sudah menerima laporan dari para petani. Mulyono mengaku sudah menyampaikan agar petani berhati-hati dan teliti sebelum membeli Phonska. Jika tidak cocok dengan barang yang dibeli, disarankan segera mengembalikan ke pengecer atau distributornya.
Mulyono mengatakan di wilayah Ngadirojo ada empat pengecer. Tiga pengecer Mulyono mengenalnya, yaitu Parman, Dibyo, Tumini dan satu pengecer ia tidak mengetahui namanya. Menurut Mulyono, dimungkinkan para pengecer tidak mengetahui pupuk phonska yang diecernya itu asli atau palsu.
“Justru pengecer itu tahunya dari petani, karena petani konsumen langsung, atau konsumen terakhir. Sementara pengecer mendapatkan jatah stok pupuk dari Distributor,” terang Mulyono. Menyikapi ditemukannya pupuk poska yang diduga palsu tersebut, pihaknya telah berkordinasi dengan pihak berwajib. Jika pupuk ponska diketahui positif palsu pihaknya tidak segan-segan memerkaran.
Sementara pihak Distributor pupuk Phonska di wilayah Wonogiri belum dapat dikonfirmasi. Pemilik gudang yang disewa oleh produsen PT. SG di Ngadirojo, H. Sutardi sudah dihubungi, tetapi yang bersangkutan belum memberikan keterangan.([email protected])