WONOGIRI-Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri Suparno melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Soesetijo mengakui dana dari pos bantuan operasional sekolah (BOS) dan dari pos Dana Alokasi Khusus (DAK) belum bisa memenuhi kebutuhan semua mata pelajaran siswa. “Dana BOS bisa untuk membeli buku teks tapi untuk ditempatkan di perpustakaan. Demikian juga dana DAK yang memang ada bagian untuk pengadaan buku. Namun belum bisa memenuhi semua buku, baru beberapa judul,” katanya.
Dengan demikian, wali murid diharapkan bisa mendapatkan buku diluar dana BOS, diluar buku paket yang sudah ada di sekolah saat ini. Namun Soesetijo mengingatkan guru atau pihak sekolah dilarang mengkoordinir pembelian buku dan foto kopi buku. Menurutnya hal itu menyalahi aturan dan sanksi. Pembelian buku murni oleh siswa lewat orang tua. “Kalau yang mengkoordinir pembelian buku orang luar boleh-boleh saja,” katanya.
Dinas pendidikan yakin dan optimis pengadaan buku tahun ini akan terpenuhi. Namun tidak semua sekolah dapat terpenuhi karena penerima DAK belum merata. Secara bertahap, sekolah yang belum menerima DAK akan mendapatkan giliran. Bagi sekolah yang sudah menerima tidak akan menerima lagi.
Terpisah Sugiyarti (37) warga Wonogiri kota menceritakan setiap tahun ia membelanjakan uang minimal Rp 500-an ribu untuk belanja buku pendamping mata pelajaran. Sugiyarti mempunyai dua anak yang duduk di kelas I dan kelas II SD 3 dan SD IT di Wonogiri Kota. Dia berharap tahun ajaran baru nanti, sekolahannya sudah mampu menyediakan semua buku pelajaran, sehingga tidak perlu memebli buku diluar. Demikian juga yang dikemukakan Mashudi (28) warga Wonogiri Kota. (bsr)