Akibatnya tanah pekarangan dan halaman rumah longsor, lalu rumahpun ikut terbawa longsoran. “Ini baru terjadi sejak dibangun 1982 lalu. Saya sudah berniat mengalihkan arus air sebelum banjir, ternyata banjir dating duluan. Almari, beras, gabah, perabot dapur, TV, uang, tempat tidur semua tertimbun longsoran,” jelas Minti didampingi istrinya Yarti (55).
Minto dan Yarti mengaku shock. Anaknya bernama Tarni (38) mengalami keterbelakangan mental. “Uang Rp 400 ribu hasil jual gabah belum ketemu. Uang saya Rp.150 ribu baru ketemu Rp 40 ribu. Sudah untuk jagong,” kata ayah lima anak ini. Rumah Paino mengalami kerusakan, halaman depan seluas 14 meter dan setinggi 4 meter longsor.
Selain itu badan jalan jalur Giriwarno menuju Kabupaten Karanganyar longsor selebar 5 meter. Jalan satu jalur di Dusun Sobokerto juga longsor. Kerugian ditaksir Rp.30 juta. Warga setempat bergotong-royong bekerja bakti memperbaiki rumah dua tetanganya itu. Sebagian lain bekerja bhakti merapikan jalan yang longsor. (bsr)