GGLINK-NEWS-WONOGIRI=Kini, di beberapa sudut Kota Wonogiri mulai banyak kembali Pedagang Kaki Lima (PKL). Seperti di Jl Kabupaten, di sekitar taman pijat refleksi atau di sisi selatan rumah dinas Wakil Bupati Wonogiri, di trotoar tepi Jl Pelem I, Jl Pelem II, Pelem III Kelurahan Giripurwo Wonogiri.
Misalnya, di depan trotoar taman pijat, setiap hari paling tidak ada dua PKL, yaitu PKL Es Degan dan PKL Rujak Lotis. Kedua PKL itu adalah Marimin (49) warga Semin Purworejo Wonogiri dan Nasib (33) warga Brumbung Selogiri Wonogiri.
Marimin menceritakan, dia mulai berjualan es degan di taman pijat, baru sejak dua pecan lalu. Ayah dua anak satu istri itu jualan setiap hari, mulai pukul 12.00 sampai pukul 17.00. Setelah itu dia pulang ke kontrakan di Jatirejo Wonoboyo. Sedangkan Nasib jualan lotis sudah lebih lama dibandingkan Marimin, yakni hamper dua bulan silam. Sebelumnya, trotoar tepi Jl Kabupaten itu pernah digunakan oleh PKL untuk berjualan berbagai macam dagangan. Antara lain PKL es dawet, PKL es cendol, pedagang mainan musiman, bahkan pedagang buah pun pernah berjualan di sana.
Tampaknya mereka berpendapat sama. Jalan tersebut dinilai strategis. Ramai lalulintas kendaraan maupun pejalan kaki. Mereka berharap karena jalur itu padat dan ramai pejalan kaki, maka dagangan mereka akan menjadi laris manis. Namun belakangan, PKL es cendol, es dawet, pedagang musiman dan buah sudah tidak berjualan lagi. Ternyata trotoar tepi jalan tersebut dilarang untuk berjualan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri.
Seperti dituturkan oleh Marimin, Minggu (28/11). Marimin pun mengaku sering ditertibkan oleh petugas Satpol PP. “Jualan disini gak boleh, yang melarang Satpol PP. Alasannya ganggu pejabat. Alasan lain , rumah dinas Wakil Bupati akan ditempati. Saya tetap nekat jualan, apa urusannya dengan wakil bupati, ” tutur Marimin.
Jika saja jualan siang hari saja tidak boleh, Marimin mengancam akan berjualan mulai pagi sampai sore hari. “Kalau siang gak boleh saya nekat jualan sejak pagi, dipindahpun saya gak mau,” ujar pria mantan supir angkuta itu. Menurut Marimin, memusuhi orang kelaparan dan tidak punya duit repot. Menurutnya PKL lebih baik dibiarkan saja.([email protected])