infowonogiri.com-WONOGIRI-Tanggungjawab Resmob Satreskrim Polres Wonogiri atas kaburnya pelaku pencurian tabung gas elpigi terjawab sudah. Tim Resmob dipimpin Iptu M Kariri SH berhasil menangkap kembali buronan tersebut, Sabtu malam (3/3/12) di Grogol, Sukoharjo.
Buronan itu adalah Supadni (42) warga Dusun Gondang Desa Pasekan Kecamatan Eromoko. Supadni kabur dari RSU dr Soediran Mangun Soemarso (SMS), Minggu (22/1/12) dini hari. Dia sempat dirawat di bangsal Anyelir karena didiagnosa karena sakit epilepsi.
Sebelumnya, sekira pukul pukul 09.15 WIB Sabtu (21/1/12) Supadni ditangkap jajaran Polsek Pracimantoro karena diduga mencuri sembilan tabung gas elpigi di SPBU Prascimantoro. Supadni beraksi bersama suaminya, Kasad (45) warga Gondang Pasekan Eromoko.
Modusnya Supadni dan suaminya masuk ke gudang berpura-pura akan membeli. Saat petugas SPBU lengah, pelaku memasukkan tabung gas ke bronjong di motornya. Aksi pertama dan kedua lolos. Namun aksi kali ketiganya pelaku kepergok penjaga gudang.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatreskrim AKP Sugiyo mengemukakan, Supadni, berhasil ditangkap setelah mendapatkan informasi dari masyarakat. Bawha Supadni berada di wilayah Grogol Sukoharjo. Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Supadni, kepada wartawan ini, mengemukakan bawha ia berhasil kabur setelah melepaskan borgol yang dikaitkan di besi dipan bangsal RSU SMS. “Saya stress mas, dari pada berurusan dengan polisi, lebih baik saya kabur,” tutur Supadni.
Supadni menceritakan, borgol yang dipasang pada lengganya tidak terlalu kencang, sehingga dengan mudah ia melepaskannya. Bahkan menurutnya, ia mengaku tidak sengaja melepaskan borgol itu. “Borgol itu terlepas karena saya tarik tarikkan dengan besi dipan rumah sakit,” katanya.
Setelah borgol terlepas, Supadni mengaku tidak berlari. Ia mengatakan berjalan seperti biasanya, meninggalkan anggota polisi yang duduk di bangku menungguinya di bangsal tersebut. Dimungkinkan polisi tersebut tertidur.
Dari rumah sakit, ia berjalan kaki menuju ke arah Solo. Jalan yang dilalui bukan jalan umum, tetapi perdesaan dan tegalan. Selama berhari hari ia berjalan keliling Kampong dan Desa, sampai kakinya mengalami bengkak.
Selama kurang lebih seminggu, ia seperti orang gelandangan. Saat ditanyai orang, ia menjawab akan mencari kerja. “Sebelum mendapatkan kerjaan, tidak pernah makan. Ia meminum air sumur yang ditemui,” katanya. Sementara berkas suaminya sudah hampir P21. ([email protected])