infowonogiri.com-.WONOGIRI (ARTIKEL)-Salah satu permasalahan umum secara nasional yang sedang di hadapi adalah belum terjaminnya ketersediaan pupuk (kimia dan Organik) dan semakin menurunnya kualitas lahan pertanian sehingga dapat mengancam program ketahanan pangan nasional. Masalah kelangkaan pupuk dan menurunnya kualitas lahan pertanian berpengaruh langsung terhadap produksi pangan (beras, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan). Hal yang mutlak harus di waspadai bahwa aplikasi pupuk organik (kimia) yang lebih untuk meningkatkan produksi pertanian justu berpotensi merusak lahan pertanian.kondisi tersebut di perparah dengan defisitnya bahan organik tanah yang terjadi di hampir semua lahan pertanian. Untuk implementasi pupuk organik di masyarakat dalam bentuk demonstrasi pembuatan dan sosialisasi pupuk organik sekaligus aplikasinya sangat mendesak dilakukan. Hal ini sangat relevan untuk menindaklanjuti hasil-hasil penelitian pupuk organik skala laboratorium, rumah kaca dan lapangan yang telah, sedang dan terus dilakukan oleh LIPI.
Kekayaan koleksi mikroba yang berasal dari hampir seluruh wilayah di indonesia dan penguasaan tehnik dalam preservasi merupakan aset LIPI yang sangat berharga sebagai pilar penunjangan pengembangan pupuk organik hayati sesuai kondisi wilayah target aplikasi. Untuk lebih memperkuat substansi ilmiah dan implementasi di masyarakat perlu adanya refitalisasi sarana pendukung laboratorium pupuk organik hayati sehingga dapat referensi dan acuan nasional, serta sebagai sarana pelatihan. Masalah krusial lain yang diharapkan dapat terpecahkan dengan refialisasi laboratorium adalah tentang kontrol kualitas (quality assurance) terkait kualitas dan keamanan pupuk organik hayati baik bagi kesehatan manusia serta lingkungan.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam program prioritas nasional pupuk organik hayati meliputi produksi dan implementasi aplikasi pupuk organik hayati cair dan padat (kompos) unggulan dengan konsep dan teknologi penyiapan terbaru dengan melibatkan kearifan lokal serta aplikasi yang lebih sederhana dan mudah di adopsi masyarakat . Mikroba-mikroba yang dilibatkan dalam pembuatan pupuk organik adalah mikroba simbiotik dan non simbiotik penambat N pelarut P, penghasil hormon tumbuh, agen biokontrol, perombak biomas (pembuatan kompos) dan penghasil biokatalis lain yang berfungsi menyediakan unsur hara maupun agen remidiasi polutan kimia agro. Mikroba-mikroba yang digunakan sebagai biakan induk (starter) di dukung oleh data ilmiah yang detail sehingga efektifitas dan aktifitasnya dapat dijamin di andalkan. Untuk pembuatan pupuk organik hayati sepenuhnya memanfaatkan bahan organik yang ada di masyarakat seperti , bekatul, tepung ikan, tepung jagung, tetes tebu, ekstrak taoge, dll.Teknologi yang sangat sederhana secara manual, mengandalkan sepenuhnya tenaga manusia sehingga biaya produksi dapat di tekan serendah mungkin (di bawah Rp10.000/1) dengan manfaat yang bisa bersaing dengan produk pasaran yang sanga mahal(Rp. 60.0000-80000/1)
Pengurangan penggunaan pupuk kimia sampai sekitar 30-50 % dan dengan tetap meningkatkan produksi pertanian 15-25% telah di capai pada panen perdana padi di Selogiri-Wonogiri yang di aplikasi pupuk organik Beyonic Seri StarTmik. Perbaikan kulitas lahan secara biokimiawi dan fisika oleh POH dan dengan peningkatan kandungan bahan organik serta pulihnya keberadaan mikroba agen pupuk hayati di tanah akan menjamin peningkatan produksi pertanian secara berkelanjutan. Hal tersebut di cerminkan pada keberhasilan aplikasi Beyonic Seri StarTmik pada tanaman padi berikutnya di Mento-Wonogiri dengan rata-rata anakan tanaman diatas 35, yang akan segera di panen bersama.
Semua kegiatan lapangan yang di awali pelatihan, praktek penyiapan pupuk organik hayati serta aplikasi sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat petani wonogiri bersama Asosiasi Petani Organik (APO), di bawah bimbingan LIPI sebagai “aktor ilmiah”.Sebagai aktor ilmiah, LIPI berperan penuh sebagai inventor (penggagas, pencetus, dan pencipta) teknologi Beyonic pupuk organik hayati. Mengingat dalam kegiatan PN selalu melibatkan masyarakat, maka pada akhir pelaksanaan kegiatan, di harapkan masyarakat petani Wonogiri dapat di gunakan sebagai model percontohan menuju “biovillage’ nasional. Masyarakat petani tersebut menjadi mandiri dalam penyediaan dan aplikasi pupuk organik hayati, sehingga akan mempermudah dalam sosialisasi secara nasional tentang konsep baru pembangunan pertanian berkelanjutan sebagai pilar utama pendukung ketahanan pangan nasional. ([email protected])
Nara sumber: Peneliti Utama (contact person):Dr.Sarjiya Antonius
Anggota team:
Dwi Agustiyani, M.Eng, Dra.Hartati Imamuddin, Tirta Kumala Dewi,Msc., Suciatmih, M.sc., Entis Sutisna, S.Si., Ari, S.Si, Nani
Supervisor: Prof. Dr. Endang Sukara, Prof. Dr. Bambang Prasetyo, Dr. Siti Nurimaliati Prijono
Puslit Biologi-LIPI
Tel.021-8765066, 081316499731
Fax: 021-8765062