infowonogiri.com-SLOGOHIMO- Rombongan petani di Dusun Salam Desa Setren Kecamatan Slogohimo sedang menunggu dan berjaga-jaga di tepi sungai untuk mendapatkan jatah air (gladakan), Jumat (7/10) malam. Suasana dingin merasuk sampai terasa di dalam tulang. Namun tidak menyurutkan para petani.
Tidak tanggung-tanggung semalam suntuk mereka bertahan di dalam tenda ala kadarnya. Makanan seadanya disediakan untuk mengusir kantuk. Mereka berjaga di setiap dawuan (percabangan aliran air). Masing-masing dawuan di jaga oleh dua orang petani. Penjagaan dimulai dari pangkal sumber mata air yang berada di bawah lereng gunung Semar sisi timur pegunungan Lawu selatan. Gladakan penting dilakukan demi mendapatkan saluran air agar mengalir sampai mengairi sawah di daerahnya masing-masing.
Sumber air itu bernama Ngadipo yang mengalir melewati Desa Salam, Setren, Sukoboyo, Randusari, Domas , Sugihan, Sukomanggu, Klungen, Soco, Kali Mandan, Tunggur, Made hingga watusomo. Jatah air masing-masing kelompok tani dari beberapa Desa mendapatkan giliran lima belas hari sekali.
Dua orang petani anggota kelompok Petani Randusari, yaitu Sono (50) dan Supri (40) mengatakan, keduanya mendapatkan jatah Gladakan di dawuan Desa Salam Setren. Ditemui usai sholat isya di masjid Darussalam Desa Salam Setren menceritakan, selama musim kemarau ini, hampir sebagian petani di wilayah Slogohimo, kesulitan air.
“Salah satu upaya mencari air yang dengan cara ini, Gladakan,” tuturnya. Diceritakan, sejak turun temurun, warga Slogohimo mengandalkan sumber air dari bawah gunung Lawu sisi Selatan. Beberapa tahun belakangan, sumber air mulai berkurang. “Terutama saat musim kemarau seperti sekarang,” tutur mereka. ([email protected])