infowonogiri.com-WONOGIRI-Di perairan Bendungan Serba Guna Waduk Gajah Mungkur Wonogiri ada banyak jenis ikan yang berkembang biak di sana. Paling tidak terdapat belasan jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi. Diantaranya jenis ikan patin. Jenis patin yang berkembang di WGM tercatat ada empat jenis. Yaitu patin Ordo Ostarioyplay, Subordo Silurodia, Familia Pangasidae, Genus Pangasius dan Spesies P Pangsius.
Ikan patin merupakan jenis ikan liar, hidup aktif di malam hari pada air tawar yang berkarakter keruh dan dalam. Dan cenderung betah di kawasan perairan di wilayah tropis. Di Indonesia, sangat jarang. Di Indonesia, dalam literature sejarah hanya ada di tiga daerah. Yaitu di sungai Batanghari Jambi, Sungai Kampar Riau dan Sungai Musi Palembang, serta di Wadug Gajah Mungkur Wonogiri.
Diperkirakan ikan Patin mulai ada di WGM sejak tahun 1989, tidak diketahui jelas dari mana asalnya. Sampai saat ini ikan patin cukup berkembang biak. “Di Wonogiri cukup lestari, tetapi tidak disengaja,” ujar Eka Darmawan dan Dwi Hartomo staf Disnakperla Pemda Wonogiri, Jumat (20/5/11) di stan pameran produk unggulan di Gor Giri Cahaya Wonogiri.
Eka menjelaskan, maksudnya di beberapa daerah ikan patin tidak bisa berkembang biak dan lestari di sejumlah perairan di wilayah Jawa Tengah maupun daerah lain. Akan tetapi sebaliknya, di WGM ikan patin cukup berkembang, tampa melalui perhatian husus. Ikan patin ada dengan sendirinya dan telah berkembang biak dengan baik.
Dari hasil penelitian dari universitas, salah satu factor yang menjadi penyebab ikan patin berhasil berkembang biak di WGM adalah adanya karamba terapung. Dimana di karamba terapung tersebut banyak diperlihara ikan nila. Banyak sisa sisa makanan dari nila karamba terapung. “Selain karena karena factor alam, yaitu ikan nilai betah di perairan dalam dan agak keruh,” tandasnya.
Faktor lain, di sekitar wilayah karampa terapung, nelayan dan pengelola karamba sudah ada kesepakatan tidak akan menangkap ikan di sekira karamba. Selain itu, jika menangkap ikan karamba yang sudah dewasa diwajibkan mengembalikan ke habitatnya. “Kalau karamba dapat ikan patin telinganya pakai tindik, juga harus dikembalikan, itu ikan patin yang sedang diteliti,” katanya.
Proses pengebangbiakannya, ikan patin pada saat terjadi musim penghujan (banjir) maka ikan patindewasa naik ke sungai anaknya menantang arus derasnya air. Pada saat arus air sungai mulai mereda, ikan ikan patin menepi dan menempel di dinding tepi sungai dan kecenderungannya masuk rong (lubang alami) dalam beberapa waktu, kemudian kembali lagi ke habitatnya.