WONOGIRI -Sebulan terakhi ini cuaca di wilayah Wonogiri cenderung tidak menentu. Kecenderungannya banyak curah hujan, namun waktu terjadinya hujan juga tidak menentu, terkadang malam, pagi dan terkadang siang tengah hari.
Pola cuaca tersebut ternyatra menguntungkan sebagian oarng, terutama para pempancing ikan air tawar. Seperti, Hudi (31) warga Wuryorejo Wonogiri mengemukakan, selama musim penghujan ini dia selalu menyempatkan mengail ikan di WGM. Misalnya di Sungai Bengawan Solo di bawah pintu air (spillway) atau di tengah WGM.
Menurut pengalamannya, pada musim penghujan ikan jambal dan sogo banyak yang keluar dari dasar air dan kemudian naik ke atas menantang air. “Musim penghujan saat ini saatnya musim panen ikan bagi petani, seperti jambal dan sogo, kan ikannya pada naik ke atas melawan arus air,” katanya.
Bahkan saking banyaknya ikan jambal dan sogo yang naik, Hudi, sering mengail tampa pakan. “Jadi pasang mata kail yang banyak, lalu dilempar ke sungai, nantinya ada ikan yang terkena kail, nyantol,” tuturnya.
Terpisah Budi, karyawan Budidaya ikan nila karamba PT Aqua Farm, menghatakan cuaca mendung dan hujan justru menguntungkannya. Ikan peliharanannya sehat dan cepat besar. “Keruhnya air musim penghujan ini tergolong baik bagi kesehatan ikan, tidak berpengaruh pada jumlah kematian ikan,” katanya.
Kematian ikan nila di karamba setiap hari mencapai rata rata satu ton. Jumlah tersebut masih tergolong normal dan tidak merugikan. Bisa dikatakan merugikan bila kematian ikan mencapai 100 ton. “Ikan pada mati biasanya terjadi di musim kemarau. Udara panas, angin jarang mengakibatkan kotoran naik ke permukaan air,” katanya.
Dilaporkan, setiap hari Budi dkk bisa memanen ikan nilai 24 ton pehari dari 460 petak karamba apung. Hal yang sama dikemukakan oleh Boma pemilik 70 petak karamba apung yang juga Ketua Kelompok Nelayan. “Nila siap panen saat berusia enam bulan. Per kilo seharga Rp 14.500. Kalau ikan stress dijual lebih murah,” katanya.