infowonogiri.com-JAKARTA-Pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh Ki Dalang Warseno Slank dari Surakarta Hadiningrat dengan lakon “Wahyu Wiji Sejati” sejak di mulai tepat pukul 20:15 hingga tancep kayon tepat pukul 04:00 dinihari di Jl. Sriwijaya No. 26 Jakarta Selatan telah terselenggara dengan lancar dan sukses.
Acara ini bukan hanya bisa di nikmati oleh penonton di Jl. Sriwijaya, namun para Pecinta wayang di seluruh dunia dapat ikut menikmatinya, karena di siarkan secara langsung Live dari Jl. Sriwijaya No. 26 Jakarta Selatan melalui Radio Streaming Gunung Gandul Link FM Wonogiri, serta di relay oleh Radio Suara Slenk di Surakarta.
Adalah puncak acara Hari Ulang Tahun Bpk. Guruh Soekarno Putra yang jatuh pada Tanggal 13 Januari, namun dalam puncak peringatannya di majukan beberapa hari. Acara ini di selenggarakan dalam rangka memberikan hiburan kepada Masyarakat Ibukota dan niatan untuk melestarikan budaya kesenian tradisional yang sangat adiluhung.
Hadir dalam kesempatan ini tamu-tamu undangan diantaranya; Bpk Danar Rahmanto Bupati Wonogiri, di dampingi oleh Bpk. Bambang SP sahabat Bpk Guruh Sukarnoputra dari Wonogiri, Bpk Leles Sudarmanto beserta Istri dan masih banyak lagi tamu undangan yang tidak dapat di sebutkan satu persatu di sini.
Dalam pembabaran cerita “Wahyu Wiji Sejati” Ki Dalang Warseno Slank dengan sangat detil dan cermat, namun tetap membawa suasana dalam keceriaan dan kegembiraan penonton dengan menghadirkan 8 orang pesinden Top Markotop dari Solo dan sekitarnya, Wonogiri, Sragen, dan Boyolali.
Wahyu Wiji Sejati merupakan pengejawantahan dari lakon Lahire Wisanggeni, Yang menghentak ketenteraman, mencabut kemapanan jagat seolah tak terbendung. Sejak lahir merupakan simbol perlawanan terhadap kebatilan. Dia (Wisanggeni) berani menentang keputusan Batara Guru yang terkadang dipengaruhi oleh Dewi Dur-ga sehingga sering merugikan Pandawa sebelum datangnya Wisanggeni.
Yang sering protes ke langit jika Pandawa dibuat celaka oleh dewata adalah Ki Noyontoko ya Ki lurah Semar. Setelah Wisanggeni lahir, maka Wisangge-ni-lah yang sering mengge-buk para dewa jika mereka melakukan kesalahan dan ketidakadilan kepada para Pandawa. Suatu ketika Bethoro Guru marah karena merasa terhina oleh ulah Wisanggeni, hingga Bethoro Guru meminta bala bantuan para Pandawa untuk melenyapkan Wisanggeni. Dengan bimbingan dan petunjuk dari Ki Noyontoko atau Ki luranh Semar, Wisanggeni dengan mudah mengalahkan Para Pendawa yang di wakili oleh sang Penengah Pendawa: Werkudoro dan melawan Kresna yang memiliki kewaskitaan lebih dan memiliki senjata cakra-pun bisa dengan mudah di kalahkan oleh Wisanggeni.
Akhirnya turunlah Janoko, dengan keris yang terhunus siap untuk mengoyak mangsanya, Janoko mencegat Wisanggeni yang telah marah terhadap suruhan Bethoro Guru, namun sebelum Janoko menancapkan kerisnya ke dada Wisanggeni, Ki Noyontoko ya Ki lurah Semar Bodronoyo sebagai penasihat, pembimbing dan pamong (yang ngemong) Wisanggeni menghalanginya dan menjelaskan bahwa Wisanggeni adalah darah daging mu sendiri, dia adalah Purtramu Janoko… ‘Begitu Ki Bodronoyo memberikan penjelasan terhadap Janoko, dengan demikian semua prahara di Negeri Amarta sudah jelas. Bahwa untran-untran yang terjadi di Negara Amarta adalah akibat Bethoro Guru yang semestinya memberikan pengayoman dan ke’adilan terhadap rakyat, namun justru memiliki sikap dan tabiat buruk Mbancinde Mbanciladan, Korup, berlaku tidak adil, sehingga rakyat di buat sengsara dan kehilangan kepercayaan. Jika Rakyat mau kembali meraih kejayaan dan kesejahteraan, tidak ada jalan lain yaitu penerapan dan pembenahan di Kahyangan Njunggring saloka tempat dimana Bethoro Guru tinggal,
Puncak acara Hari Ulang Tahun Bpk Guruh Sukarno Putra kali ini memang di kemas sangat lengkap. Sejak siang hari, banyak acara hiburan rakyat yang di selenggarakan, ada acara penghiburan dan santunan untuk anak yatim piyatu, yang berasal dari beberapa Yayasan Yatim Piyatu di Jabotabek, ada pentas seni Barongsai, ada pentas Band remaja, hingga pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang keseluruhan acara yang telah terselenggara adalah hasil prakarsa Panitia Pelaksana yang di pimpin Bpk Budi dan kawan-kawan.(redaksi)