infowonogiri.com-KISMANTORO-Sebanyak 21 pasangan -dari 46 pasangan pendaftar- dinikahkah massal oleh Kepala Kepala Urusan (KUA) Kecamatan Kismantoro, Rabu (28/12) di Pendopo Kecamatan Kismantoro. Sementara 25 pasangan lainnya ditolak karena masih bermasalah.
Akad nikah masal itu disaksikan oleh Bupati H. Danar Rahmanto, Anggota DPRD Wonogiri Dangi Darmanto, pejabat Muspika Kismanto dan ratusan keluarga dari pasangan pengantin. Kepala Kantor Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKBKSPP), Reny Ratnasari mengemukakan, nikah masal ini digelar dalam rangka Hari Ibu ke-83, dan Hari Jadi Dharma Wanita Persatuan ke-12. “Pendaftar ada 46 pasang, setelah diseleksi hanya 21 yang lolos,” kata Reny. Yang tidak lolos karena tidak memenuhi syarat. Syaratnya nikah masal harus berstatus tidak ada ikatan pernikahan.
Hasil pendataan, di Kismantoro, terdapat 25 lebih pasangan menikah siri (nikah dibawah tangan) laki-perempuan yang ditinggal suami-istri merantau, namun statusnya belum bercerai. “Hanya karena kasihan, perempuan itu dinikahi,” katanya. Dalam kasus seperti itu, BKBKSPP tidak berani menikahkan.Melihat fakta di Kismantoro masih banyak pasangan tidak sah, nikah masal diagendakan rutin tahunan. Kendala mereka belum menikah remi, karena factor biaya. Sedangkan tujuan nikah masal adalah memberikan hak status kependudukan setiap warga.
Mayoritas pasangan berusia tua. Tertua pasangan Mesiran (64) dan Wiji (59) dari Kelurahan Gesing. Pasangan ini dinikahkan paling awal. Mesiran-Wiji diwali-i oleh adiknya, Jumaji. “Kulo wakilaken dumateng penghulu nikahipun mbakyu kakang kulo ingkang tuwek-tuwek niki,” katanya. Lalu disambut istrinya. “Kulo tampi nikahipun Wiji kanthi mas kawin arta seket ewu, kagem kulo piyambak,” katanya disambut gelak tawa hadirin.
Mesiran-Wiji, awalnya sama berstatus singgel, karena cerai meninggal. Ia telah lima tahun menikah siri. Alasannya tidak resmi menikah karena sibuk merantau ke Bengkulu dan Medan. “Saya senang karena dinikahkan gratis dan disaksikan Bupati dan angggota dewan,” katanya.Pasangan termuda, Susanto (28) dan Astika Saputri (25) asal Desa Kismantoro. Susanto adalah pria cacat di kakinya dan tangannya sejak lahir. Hanya badan dan kepala yang normal. Susanto datang ke lokasi dengan cara digendong.
Istrinya Astika asli Jeruk, Pacitan bertubuh normal. Susanto-Astika dikaruniai dua anak, wanita dua tahun dan lelaki tiga bulan. Keduanya nikah siri sejak tiga tahun lalu. Susanto-Astika berkenalan melalui HT (brik-brikan). Mas kawinnya Rp 60.000.Ada pula pasangan yang sudah berkumpul 20 tahun namun belum menikah resmi. Yaitu Warsito (44) dan Karni (44) warga Kelurahan Kismantoro, yang telah dikaruniai dua anak, putri semua.Upacara nikah masal kemarin, dihibur musik gamelan bambu kelompok seni trethek “Waton Muni” Desa Miri. ([email protected])