infowonogiri.com-WURYANTORO–Setelah warga Dusun Mento Desa Wonoharjo Wonogiri Kota panen padi semi organick, kemarin, kini giliran warga Desa/Kecamatan Wuryantoro panen padi padi hibrida. Menariknya, padi yani dipanen adalah padi ditanam di lahan pasang surut Wadug Gajah Mungkur, Senin (31/10).
Saking bangganya petani bisa panen, warga petani mengundang Bupati Wonogiri dan wakil rakyatnya untuk memulai memanen. Hadir Bupati H. Danar Rahmanto, dua anggota DPRD Wonogiri Ir Dwi Hatmoko, Endah Retno, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Ir Guruh Santoso, Camat Wuryantoro Drs Tarjo Harsono MHum dan kelompok petani Ngudisari Desa Sumberejo Kecamatan Wuryantoro.
Camat Wuryantoro melaporkan bahwa dengan luas lahan sekitar 30 hektar. 10 hektar diantaranya mendapat bantuan benih padi hibrida verietas H 6444 sebanyak 150 kg. Bantuan langsung pupuk NPK 1.500 kg dan pupuk granul 2.000 kg melalui kegiatan SLPTT (Sekolah Lapang Pengeloaan Tanaman Terpadu) tahun 2011 yang diprogramkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan hasil ubinan yang diambil, rata-rata mampu menghasilkan 6,84 kg untuk setiap plot ubinan. Diketahui hasilnya sebesar 109,44 kwintal/hektar gabah kering panen. Apabila dikonversi menjadi beras adalah 6,89 ton beras/hektar. “Produksi padi hibrida kali ini jauh melampaui perolehan tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan benih konvensional rata-rata hanya mencapai 75,25 kwintal/hektar gabah kering panen. Kenaikan produksi rata-rata 46 %,” ungkapnya.
Budidaya padi hibrida ini sendiri menggunakan sistem Legowo dan semi organik. Yaitu dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan memperbanyak penggunaan pupuk organik. Sementara untuk penanggulangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), menggunakan pestisida hayati Urinza tanpa menggunakan pestisida kimia.
Bupati mengatakan bidang pertanian menjadi prioritas pembangunan di Wonogiri. “Konsentrasi pembangunan adalah bagaimana petani mempunyai nilai tambah dari sebelumnya. Karena itu pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan kerjasama dengan mitra-mitra di luar pemerintah guna mensejahterakan petani dan meningkatkan bidang pertanian,” katanya.
Terobosan pemerintah adalah mendatangkan investor yang mengelola tanaman sorgum (canthel) beberapa waktu lalu. Tanaman sorgum banyak ditanam di Desa Sumberejo dan Kelurahan Mojopuro Kecamatan Wuryantoro.
“Tanaman padi jangan dipaksakan cepat hijau, cepat besar, dan cepat berbuah. Biar berjalan alami saja. Penggunaan pupuk kimia akan mengakibatkan perusakan struktur tanah dan penurunan kesuburan tanah. Ini mengancam terjadinya penurunan produksi tanaman padi. Penggunaan pupuk dan obat harus dikendalikan, usahakan menggunakan pupuk organik,” imbuhnya. ([email protected])