infowonogiri.com-SELOGIRI-Dr. Finbarr Horgan, asal negara Ireland, yang bekerja di Divisi Penanggulangan Penyakit Hama Tanaman Padi, (khusus wereng), di Lembaga Riset Padi Internasional atau lebih dikenal International Rice Research Institute (IRRI), Filipina menyampaikan hasil survey di Wonogiri, penggunaan pestisida untuk memberantas wereng ternyata malah mendapatkan hasil yang kontraproduktif.
Terntata pestisida justru membunuh predator wereng. Di sisi lain, membuat kekebalan wereng terhadap pestisida terus meningkat. Hal itu dikemukakan di Selogiri Wonogiri, Senin (24/10). Finbarr datang ke Selogiri untuk melakukan studi ilmiah terhadap serangan wereng di wilayah setempat.
“Cara terampuh untuk memberantas wereng hanyalah dengan cara memelihara serangga predator,” katanya. Dia menambahkan, sebenarnya, predator sudah diciptakan bersamaan dengan wereng. Maksudnya, bila ada wereng, di situ ada serangga predator yang hidup.
Menurutnya, untuk memperbanyak predator, petani disarankan untuk menanam tanaman yang menghasilkan nektar atau saribunga. Nektar adalah cairan manis kaya dengan gula yang diproduksi bunga dari tumbuh-tumbuhan sewaktu mekar untuk menarik kedatangan hewan penyerbuk seperti serangga.
Upaya lain dengan cara memasangi penerang. “Dengan lampu penerang, wereng akan berkerumun dan tinggal dimusnahkan,” ujarnya di hadapan Camat Selogiri, anggota Dewan Riset Daerah (DRD), perwakilan Dinas Pertanian dan perwakilan dari petani Selogiri.
Namun, faktanya, para petani di Selogiri, masih lebih percaya membunuh wereng dengan pestisida. “Padahal, berdasar hasil studi, wereng yang disemprot dengan pestisida justru akan menimbukan kekebalan dan telur yang dihasilkan lebih banyak bila dibanding dengan yang tidak dipestisida,” tambahnya.
Edi Sutopo selaku Ass Pemerintahan penerima tamu dari Pilipina menjelaskan, untuk merubah pola pikir petani, harus terlebih dahulu merubah pola pikir para pejabat. “Petani itu sebenarnya nurut. Karena itu, lebih baik bila terlebih dahulu merubah pola pikir pejabat. Inilah PR bagi Dewan Riset Daerah,” kata Edi. ([email protected])