infowonogiri.com-WONOGIRI- Tubuhnya kurus. Kulitnya sawo matang. Rambutnya cepak karena tidak tumbuh lebat. Meski cepak tidak tertata rapi. Tampaknya memang tidak pernah disisiri, dirapihkan. Orangnya murah senyum. Bicaranya ceplas ceplos, tapi terkesan mantap. Sehari harinya dia berada di jalanan, maklum memang orang jalanan. Di jalanan dia bertugas mengawasi orang, mengawasi parkir kendaraan. Tidak sedikit yang diawasinya. Ada 36 orang tukang parkir atau juru parkir (jukir) yang menjadi anak buahnya.
Dialah Hairul Ipnanto (52) warga Dusun Trukan RT 01 RW 05 Sambiroto Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri. Sudah bertahun tahun berprofesi sebagai jukir. Berkat keuletanya kini dia meningkat menjadi kordinator (mandor) jukir. Dulu dia ikut ngenger bersama orang Solo sebagai jukir dan kordinator Jukir. Riwayatnya, sebelumnya menjadi jukir, pernah menjadi kontraktor Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. “Saya tiga tahun bekerja membangun terowongan Mina yang waktu itu ambruk,” katanya.
Tetapi itu dulu. Kini dia sudah menjadi bos Jukir. Hairul Ipnanto adalah direktur utama CV Bintoro Karya Putra (BKP) Pracimantoro. CV nya baru didirikan 2009 lalu. Meski CV-nya tergolong baru tetapi pengelolanya berpengalaman di bidangnya. Wajar saja, tahun ini pun dia mendapatkan amanah mengelola lima (kecamatan) lahan perparkiran.
Kelima lahan itu adalah, Kecamatan Pracimantoro, Baturetno, Batuwarno, Giriwoyo, Giribelah (Giritontro) dan Paranggupito. Mendapatkan dua lahan gemuk macam Pracimantoro dan Batuwarno tidak mudah bagi Hairul Ipnanto. Dia harus bertarung dengan puluhan peserta lelang. Akhirnya Pracimantoro dan Batuwarno dimenangkannya dengan lelang masing masing Rp.3,010 juta.
Sementara tiga kecamatan lain, dimenangkan berdasarkan penunjukan. Yaitu Kepala UPT Perparkiran Dinas Perhubungan Pemkab Wonogiri yang menunjuk CV BKP sebagai rekanan mengelola parkir di sana. CV BKP pun tidak gratis. Ketiga lahan itu wajib disetori setiap bulan Rp.60 ribu sampai dengan Rp.100 ribu perbulan.
Apa suka dukanya mengelola parkir? Ada cerita sedikit sedikit dari dia. “Baru tahun ini kelola parkir. Belum tahu berapa hasilnya. Yang jelas bulan kemarin bisa nyetor, insya Allah ada hasilnya,” ujar ayah lima anak dari dua ibu ini. Istri pertama melahirkan tiga anak lelaki semua. Istri kedua dikaruniai dua anak perempuan semua.
Menurutnya menjadi jukir itu tidak mudah. Jukir itu identik dengan orang jalanan. Yang dikelola pun jalan, atau lahan jalan. Anak buahnya pun orang jalanan. “Bisa dibayangkan. Tidak semua orang bisa,” katanya. Ada banyak jukir anak buahnya yang tidak jujur, tapi banyak pula yang jujur karena segan terhadap Hairul.
Karena itu Hairul selektif sekali dalam memilih orang menjadi jukir. Hairul lebih memilih tenaga tenaga muda yang nganggur atau droping sekolah. Penganggur itu di bina di didik menjadi jukir jujur. Trik itu jitu. Sampai kini anak buahnya baik semua, setoran lancar. Anak buahnya ditemui lima hari sekali. “Setiap hari saya keliling. Per titik lima hari sekali setoran,” pungkas Hairul ngekek. ([email protected])