infowonogiri.com-WONOGIRI-Namanya Sri Yatmi. Umurnya 35 tahun. Tempat tinggalnya di Dusun Plosorejo Desa Jatimarto Kecamatan Ngadirojo. Perempuan tambun itu tinggal di rumah orang tuanya. Ayahnya bernama Sugiman (75) dan ibunya Mukiyem (65), kedunya hanya bekerja sebagai petani dan merumput.
Sri Yatmi, di usianya yang belum terlalu tua, juga sudah tidak muda lagi, ia sudah dikaruniai tiga orang anak. Dua anak berjenis kelamin pria dan satu berjenis kelamin wanita. Anak pertama lelaki berumur 10 tahun. Anak kedua perempuan berumur 4 tahun dan ketiga berumur 15 hari.
Yang memilukan ketiga anak Sriyatmi lahir sebagai anak “jadah”, anak hasil hubungan gelap atau selingkuh, hamil dan lahir diluar nikah dan tampa ayah. Entah siapa ayah ketiga anak itu. Tak satupun ada lelaki tetaangganya yang mengakui sebagai ayahnya.
Sabtu (12/6/11) kemarin, wartawan ini mencoba menemui Sri Yatmi dan keluarga di rumahnya. Untuk sampai ke rumah Sriyatmi membutuhkan waktu satu jam dari Wonogiri Kota. Atau setengah jam dari Kecamatan Ngadirojo Kota. Sampai di tujuan wartawan ini disambut ramah oleh keluarganya.
Inilah hasil wawancara dengan Sri Yatmi dan orang tuanya. Sri Yatmi adalah perempuan biasa yang hidup normal seperti perempuan lainnya. Baik fisik maupun non fisiknya, Sri Yatmi adalah wanita normal tidak mempunyai kelainan apapun.
Sri Yatmi akhirnya menceritakan semuanya apa yang dialami sejak 11 tahunan silam. Intinya, sejak sekira umur 25 tahun dia telah menjadi korban lelaki cluthak warga tetanga sekampungnya. Anak pertama katanya hasil berhubungan dengan pedagang cilok berinisial Syn (40), tetangganya.
Anak kedua hasil hubungan dengan pria berinisial Tuk (40) juga tetangga sekampungnya. Dan ketiganya, adalah hasil hubungan dengan seorang lelaki berinisial Tj (65), tetangganya juga. Ketia pira yang diakui telah menidurinya tidak satupun yang bertanggungjawab.
Masalah tersebut menjadi gempar di lingkungan sekitar, karena waktu itu, saat melahirkan anak ketiga, tidak ada satu orangpun yang mengetahui siapa yang menghamilinya. Selain itu terjadi kecurigaan dan saling tuduh sesame tetangga. Terjadilah fitnah. Wargapun resah.
Kini setelah terungkap masalahpun mulai sedikit mereda. Namun bukan berarti persoalan selesai. Pihak keluarga Sri Yatmi, masih tetap menuntut agar lelaki yang pernah menghamilinya agar bertanggungjawab. “Saya hanya ingin bertanggungjawab, seperti apa tanggungjawabnya,” ujar Sri Yatmi didampingi ayahnya. (bsr) bersambung