VIVAnews – Produsen BlackBerry, Research In Motion resmi memblokir konten “saru” di ponsel pintar yang beredar di Indonesia tersebut.
Melalui akun twitternya baru-baru ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyampaikan kabar tersebut. “Alhamdulillah RIM sudah mematuhi hukum dan aturan RI, “saru”grafi sudah mulai diblokir. Silakan bisnis asal taat hukum,” ujar Tifatul.
Dalam pesan tertulis ke VIVAnews, Kamis ini, 20 Januari 2011, Tifatul juga menyampaikan RIM sudah mulai memblokir situs-situs “saru” dengan menggunakan Nawala. “Hari ini situs-situs “saru” top rank tidak diakses melalui Blackberry. Ini suatu permulaan yang bagus,” kata Tifatul.
Sebelumnya Tifatul sempat mengancam akan menutup layanan Blackberry jika RIM tidak menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan di Indonesia. Karena ancaman tersebut, RIM akhirnya datang ke Jakarta pada Senin lalu, 17 Januari 2011.
Dalam pertemuan tersebut, RIM telah meminta waktu terhadap pemerintah Indonesia dalam penerapan pemblokiran konten “saru” di BlackBerry. “Kami perlu waktu 100 jam untuk memenuhi permintaan tersebut,” kata Gregory Wade, Managing Director RIM Asia Pacific. “Itu komitmen kami terhadap pemerintah Indonesia.”
Kini, tidak sampai 100 jam RIM terbukti, layanan browshing konten “saru” di BlackBerry tidak bisa lagi diakses oleh pelanggan BlackBerry.
Sebut saja misalnya situs www.puxxx.org, yang muncul bukan gambar “saru”. Yang keluar adalah rambu-rambu larangan warna merah dengan tulisan “situs yang anda buka tidak bisa diakses melalui jaringan ini.”
Lantas ada penjelasan lebih lanjut bahwa www.pxxxx.org termasuk dalam situs yang tidak boleh diakses melalui jaringan ini karena terindikasi mengandung salah satu unsur berikut: “saru”grafi, judi, phising/malware, SARA dan proxy. “Jika situs yang ingin anda akses tidak termasuk salah satu kategori di atas, silakan kontak kami melalui email info (at) nawala.org.”
RIM memang sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk melakukan pemblokiran “saru”grafi. “Kami sangat ingin comply dengan permintaan pemerintah,” kata Wade di Jakarta, 17 Januari 2011.
“Kami juga sadar bahwa customer base kami di Indonesia cukup besar sehingga kami akui Indonesia sebagai pasar potensial bagi kami. Kami sangat mengapresiasi loyalitas konsumen, developer dan para operator di sini,” ucapnya. “Kami diskusikannya dengan enam operator telekomunikasi yang menjadi mitra kami di Indonesia.”
• VIVAnews