GGLINK-NEWS-BOYOLALI-Sementara itu Daromi (71) warga Cepogo, Boyolali yang kini tinggal di Kalasan bersama dengan saudaranya hingga kini turut mengungsi di sekitar Desa Karang Lor mengatakan rumahnya berada di titik delapan kilometer dari puncak Merapi.
“Kalau yang di Cepogo jelas sudah tidak nyaman. Di Kalasan suara gemuruh dan gempa membuat saya takut untuk berlama-lama di sana. Apalagi ada kabar kalau akan ada letusan yang lebih besar,” katanya.
Sedangkan Dipo Sayono (30) warga Kalasan yang saudaranya berada di Dusun Sampak mengatakan dirinya dan 20-an warga mengungsi dengan naik sepeda motor. “Untuk pakde dan bude saya yang sudah tua disewakan mobil. Sebagian yang punya anak kecil naik pick up, sisanya naik motor. Ini tadi kebetulan banyak yang pulang untuk menyambangi rumah. Nanti sore kembali lagi,” jelasnya.
Rumah mulai menjadi perhatian karena belakangan mulai banyak burung peliharaan dan beberapa barang milik warga yang dicuri orang. Di wilayah lebih utara lagi dari rumah Dipo dikatakan sudah mulai ada rumah yang dimasuki maling. “Sudah tahu seperti ini masih saja ada orang seperti itu. Belum lama ada pencuri TV yang akhirnya ditangkap di Solo.
Di kampung saya yang umurnya masih muda masih banyak yang tinggal di rumah. Tapi kalau yang sudah tua rata-rata pergi ke rumah saudara. Sebenarnya masih jarak aman tapi sudah hampir masuk area rawan. Tapi ya itu tadi, suara gemuruh Minggu lalu lain,” tegasnya.
Pengungsi lain menjawab sama saat ditanya alasan ikut mengungsi. Suara gemuruh yang nyaris tanpa putus serta getaran gempa dirasakan sudah melewati batas jika dibandingkan letusan tahun 2006 lalu. Hari Minggu lalu, suara agak lain. Mendengung, seakan ada yang tertahan di dalam gunung. Takut letusan lebih besar, akhirnya mengamankan diri lebih dipilih. Hingga kapan akan mengungsi jawaban yang meluncur pun sama. Hingga gunung Merapi sudah aman.([email protected])