Tak Berkategori  

Keputusan MK Sempat Bikin Galau Calon Bupati Hamid Noor Yasin

Drs Hamid Noor Yasin MM Balon Bupati Wonogiri (berdiri) dan Wawan Setya Nugraha SSos MHum (di sisi kananya, duduk) diapit Hartono mantan Kades Manjung dan Kades Girimulyo Jatipurno Suparman.
Drs Hamid Noor Yasin MM Balon Bupati Wonogiri (berdiri) dan Wawan Setya Nugraha SSos MHum (di sisi kananya, duduk) diapit Hartono mantan Kades Manjung dan Kades Girimulyo Jatipurno Suparman.
Drs Hamid Noor Yasin MM Balon Bupati Wonogiri (berdiri) dan Wawan Setya Nugraha SSos MHum (di sisi kananya, duduk) diapit Hartono mantan Kades Manjung dan Kades Girimulyo Jatipurno Suparman.
Drs Hamid Noor Yasin MM Balon Bupati Wonogiri (berdiri) dan Wawan Setya Nugraha SSos MHum (di sisi kananya, duduk) diapit Hartono mantan Kades Manjung dan Kades Girimulyo Jatipurno Suparman.

INFOWONOGIRI.COM-KOTA-Di hadapan sekira 250 perangkat desa dan mantan perangkat desa di Kabupaten Wonogiri, Rabu (12/8) di RM Fajar Wonogiri, Drs H. Hamid Noor Yasin  MM menceritakan ia sempat galau, menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang mengharuskan seorang anggota DPR RI yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah harus mundur permanen.

Untuk menentukan sikap “politik” tetap menjadi anggota DPR RI di Komisi VII (salah satunya membidangi Energi Sumber Daya Mineral) atau mengundurkan diri untuk maju sebagai Calon Bupati Wonogiri. “Saya shalat istiharah. Jawaban dari shalat istiharoh itu bisa melalui mimpi, melalui teman, sahabat dan saudara yang memberikan masukan yang baik,” katanya.

Setelah melalui proses merenung dan pertimbangan dari berbagai kalangan, Hamid akhirnya menjatuhkan pilihan mundur sebagai anggota DPR RI dan maju sebagai Calon Bupati Wonogiri melalui KWB (Koalisi Wonogiri Baru) gabungan PAN, PKS, Gerindra, Demokrat dan PPP. “Pokok-e sampaian kudu mudun. Karena kecintaan saya, saya siap dan tulus mengabdi untuk masyarakat Wonogiri,” aku Hamid.

Hamid sadar, menjadi anggota DPR RI baru berjalan, belum ada setahun dinikmati. Tugas kunjungan kenegaraan ke luar negeri, Yugoslavia, Bosnia di depan mata ditinggalkan, fasilitas sebagai wakil rakyat di tingkat pusat jauh lebih baik dibandingkan kepada daerah. “Surat pengunduran diri sudah saya kirim. Paling lambat 60 hari pasca penetapan calon ada jawaban,” katanya.

“Ibaratnya keringat saya belum asat (masih basah), saya harus bekerja turun sosialisasi menemui masyarakat. Sekarang saya harus meminta tolong lagi kepada masyarakat, sebenarnya saya pekewuh (tidak enak), tetapi karena ini dorongan dari hampir sebagian elemen, maka dengan bismilah saya mencalonkan diri,” tambah Hamid.

Dengan kerendahan hati, Hamid memohon dukungan dan doa restu agar cita citanya, cita cita Wawan Setya Nugraha (pasangannya), dan cita cita masyarakat Wonogiri terkabul. Menurut Hamid membangun Wonogiri sendirian tampa Wawan Setya Nugraha sangatlah berat, apalagi tampa dibantu elemen-elemen masyarakat, maka tidak mungkin tercipta Wonogiri madani. (baguss)

Tinggalkan Balasan