Tak Berkategori  

Panen Melon Khas Selogiri Tanpa Pupuk Pemanis

Petani melon sedang melayani pembeli di sela sela memanen hasilnya
Petani melon sedang melayani pembeli di sela sela memanen hasilnya
 Petani melon sedang melayani pembeli di sela sela memanen hasilnya
Petani melon sedang melayani pembeli di sela sela memanen hasilnya

INFOWONOGIRI.COM-SELOGIRI-Sriwanto Unyil dan Joko Kotik sedang berbahagia. Pasalnya benih yang mereka tabur dua bulan silam, dapat dipanen Selasa (2/6). Mulai pagi hingga siang, kedua orang itu sibuk melayani pembeli mengecer dan memborong.

Joko Kotik memiliki lahan seluas 3 ¼ m2 (tiga perempat persegi). Lahan itu terletak di Dusun Singodutan Desa Singodutan Kecamatan Selogiri, tepatnya di tepi Jl Raya Krisak arah ke Pule Selogiri.

Dua bulan silam, Joko Kotik dibantu Sriwanto Unyil menabur benih melon dan merawatnya selama 55 hari. Lahan tersebut dapat menghasilkan kurang lebih 8 ton buah semangka jenis bali flower atau semangka merah.

“Panen ini termasuk gagal, hanya 8 ton. Kalau bagus bisa mencapai 9 ton lebih,” kata Joko Kotik warga Krisak Selogiri Wonogiri. Hasil panen melon bagus, per butir tumbuh besar mencapai 6-8 kg perbuah. Jika kurang dari 5kg perbutir tergolong gagal.

Sejak menanam sampai panen, Joko mengeluarkan modal Rp.14 juta. “Uang itu untuk sewa lahan Rp.2,5 juta, tenaga kerja, dan pupuk sekali,” kata pria yang memiliki pekerjaan lain sebagai agen Bus Gunung Mulia ini.

Meski panen terbilang gagal, panenan kali ini laku Rp.21 juta, kotor. Dipotong modal Rp.14 juta, maka terdapat sisa keuntungan Rp.6 juta. Soal penyebab kekagalan, karena terserang hama kresek, daunnya mengering.

Hama kresek tersebut bisa ditangani dengan semprotan pupuk agar hama mati. Buahnya lebih besar dan manis rasanya. Namun Joko Kotik memilih tidak memberi pupuk tambahan itu. Alasannya ia ingin menciptakan melon rasa khas Selogiri, tampa pupuk kimia. (baguss)

Tinggalkan Balasan