INFOWONOGIRI.COM-KOTA –
“Mas, mba ke sini mba jajan pecel puli,” begitu kata perempuan dua ini menawarkan kepada pengunjung WGM. Hampir setiap ada lalu lalang pengunjung dia selalu menyapa dengan menawarkan dagangannya. Suaranya lirih, tapi pasti dia ingin dagangannya terbeli. Namun tidak semua orang yang ditawarinya, berkenan mampir. Namun ia tetap semangat mempromosikan pecel pulinya. “Pecel puli bu, seger nikiloh,” ujarnya lagi. Terlihat dagangannya masih tersisa separuh di nampan tempat makanan tradisional yang digunakan.
Ia belum lama berjualan pecel puli. Katanya baru setahun lalu. Sejak suaminya meninggal. Ia memang sengaja jualan pecel puli, karena tidak ada / belum ada pekerjaan lain.
Dalam sehari ia bisa menjual 20 sampai 30 pincuk pecel puli.
Per-pincuk dijual seharga Rp.5000. Terdiri dari 4-5 iris puli (gendar). Pecel dedaunan pepaya, bayam, kacang panjang, kembang turi dan toge/kecambah. Kemudian ditaburi bumbu sambal kacang. Lalu ditambahkan mie pentil atau mie kelolor. Tempe gembus/menjes/dages alias teme bongkrek (istilah Betawi) dan ba’wan. Untuk melengkapinya, juga disediakan krupuk rambak kemasan plastik.
“Kalau rame bisa habis, kadang juga tidak habis. Namanya saja jualan,” katanya sambil tersenyum optimis. Dari penghasilan menjual pecel puli itu, keuntungannya untuk menghidupi dua anaknya. Anak pertama telah lulus SMA, anak ke dua sekolah di MAN Wonogiri. “Alhamdulillah bisa untuk makan anak-anak, sama untuk bayar sekolah anak kedua,” katanya. (baguss)