
infowonogiri.com – WONOGIRI – Hujan yang turun beberapa hari ini membuat tinggi muka air (elevasi) Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri melebihi batas normal. Padahal, seharusnya sekarang sudah memasuki musim kemarau. Akibatnya, pintu pelimpasan (spillway) waduk harus dibuka untuk mengurangi kelebihan air.
Sehingga petugas Perum Jasa Tirta harus membuang kelebihan air ke Sungai Bengawan Solo sebesar 100 m3/detik. “Sejak sepekan lalu hingga sekarang (kemarin), telah dilakukan pelepasan air lewat pintu (spillway) dengan debit 100 m3/detik,” katanya, kemarin.
Dari pantauannya, hujan turun lalu masuk ke waduk dari seluruh stasiun pemantauan di Wonogiri. Yakni stasiun pemantauan Tirtomoyo, Pracimantoro, Jatisrono, dan Purwantoro.
Pintu (spillway) akan terus dibuka sampai elevasi waduk menurun pada level 136,15 meter dpl. “Tetapi, kami juga akan melihat curah hujan di empat stasiun pemantauan itu. Kalau curah hujan di sana masih tinggi, (spillway) tetap dibuka,” ujarnya.
“Saya tidak tahu persis kenapa terjadi kemarau basah seperti ini. Yang lebih tahu BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika),” terangnya.
Elevasi yang berlebih itu tidak akan mengganggu aktivitas pengerukan dan penyedotan lumpur Waduk Gajah Mungkur. Sebab, elevasi akan terus dijaga pada kisaran 136,15 meter dpl.
Sementara kegiatan pengerukan dan penyedotan lumpur telah dimulai sepekan lalu. Proyek itu ditargetkan menyedot dan membuang 100.000 m3 lumpur. Titik-titik penyedotan berada di sekitar pintu air (intake) WGM sampai di sekitar wilayah Kedungareng. Rencana pengerukan akan berlangsung 3-4 bulan.[Bagus]