Tak Berkategori  

Jelang Ujian Negara Guru dan Kepala Dinas Akui Was-was

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Drs H Siswanto Mpd
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Drs H Siswanto Mpd
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Drs H Siswanto Mpd

infowonogiri.com – WONOGIRI – Ujian Nasional (UN) untuk SMA sederajat secara serentak akan dilaksanakan pada Senin (16/4) hingga Kamis (18/4) mendatang, disusul pelaksanaan UN untuk SMP/MTs sepekan kemudian, Senin (22 – 25/4). Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri H Siswanto menyatakan sejumlah kepala sekolah (Kasek) dan guru tampak agak cemas dan ada rasa kehawatiran.

Pasalnya, sistem dan pelaksanaan UN pada tahun ini sama sekali berbeda dengan sistem dan pelaksanaan UN tahun-tahun sebelumnya. H Siswanto menjelaskan UN pada tahun ini, dalam satu ruang kelas hanya disediakan untuk 20 peserta UN. Perbedaan paling ekstrem adalah setiap lembar soal yang dibagikan terhadap masing masing peserta berbeda satu dengan lainnya.

Husus hasil ujian SMA-SMK nilainya akan digunakan sebagai bahan seleksi penerimaan di perguruan tinggi, bagi yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. “Dengan kata lain, lulusan dari SMA-SMK nantinya tidak perlu test ketika mendaftarkan ke perguruan tinggi,” kata H Siswanti. Sama halnya, seperti hasil ujian SMP/MTs ketika mendaftarkan diri ke SMA/K.

Maka berhasil atau tidak hasil ujian sangat bergantung kepada masing masing siswanya. Terlebih sistem pengawasan jaub lebih ketat dibandingkan dengan pengawasan UN pada masa lalu. Misalnya, setiap dua orang siswa akan diawasi oleh seorang petugas pengawas. Sehingga dalam satu ruang yang terdiri dari 20 peserta maka akan diawasi oleh 10 petugas.

Petugas pengawas didatangkan dari lembaga perguruan tinggi negeri yang dipandegani oleh seorang rektor. Satu hal lagi, perbedaan yang sangat menyolok adalah, pada lembar soal maupun lembar jawab terdapat Barcode. Barcode tersebut berfungsi untuk menyingkronkan lembar soal dengan lembar jawab. Juga untuk membedakan lembar soal dan lembar jawab masing masing peserta.

Nah, maksud dan tujuan penyelenggaraan UN dengan sistem super ketat ini bertujuan agar tidak ada celah atau ruang untuk berbuat curang. Karena itu, lanjut Siswanto, kesiapan kemandirian dan kondisi mental siswa, guru dan orang tua harus dibangun sejak sekarang. Sehingga pada saat pelaksanaan nanti tidak ada ketergantung lagi kepada orang lain.

“Pelaksanaan ujian nanti tidak ada lagi ruang atau celah untuk berbuat curang. Siapapun tidak ada yang bisa membantu. Karena lebih ketat, tidak ada ruang untuk kecurangan. Jujur saja, guru guru was was, orang tua pastinya juga cemas. Saya sendiri ikut deg-degan,” tambah pria asal Nguntoronadi, sepulang pembekalan untuk para guru dan Kasek SMA di Jatisrono.

Satu hal lagi yang berbeda adalah, peran PT sebagai pengawas cukup signifikan untuk mengendalikan pelaksanaan ujian di lapangan. Tidak hanya sekedar memantau. Tetapi petugas dari PT diperankan secara khusus dan teknis untuk membawa soal, dari sekolah ke kantor Diknas, sampai ke Provinsi. Sementara peran Dinas Pendidikan hanya mengawal dan mendampingi bersama polisi.

“Kalau dulu, peran pengawas kan hanya mengawasi. Kita yang membawa soal dari sekolah ke kantor Diknas dan seterusnya,” tambahnya. Siswanto menjamin pelaksanaan UN tahun ini akan berjalan lebih baik dan berlaku jujur. “Insya Allah ini lebih baik. Bisa menjamin lebih jujur dan berkualitas. Karena tingkat pengawasannya lebih ketat,” yakinnya.[Bagus]

Tinggalkan Balasan