infowonogiri.com – WONOGIRI- Ribuan umat Kristiani larut dalam drama liturgi jalan salib di Gunung Gandul, Wonogiri, kemarin. Prosesi jalan salib yang diperagakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Wonogiri itu mampu membuat yang hadir meneteskan air mata. Seakan ikut merasakan siksaan dan penderitaan yang diterima Yesus demi umatnya.
Ketua Panitia Paskah 2013, E Lilik DS mengatakan, prosesi jalan salib itu diikuti ribuan umat. Mereka berdatangan dari Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, dan berbagai daerah lain.
Sebelumnya, umat Katolik Gereja Santo Yohanes Rasul Kabupaten Wonogiri telah menggelar Minggu Palma, Minggu (24/3). Mereka juga mengawali Perayaan Ekaristi Hari Raya Paskah (PEHRP) dengan menggelar ritual peribadatan Kamis putih, Kamis malam (28/3). Serangkaian kegiatan ritual keagamaan hari raya Paskah, dikemas dalam Trihari (tiga hari) perayaan Paskah.
Dia menerangkan, peringatan Paskah memiliki makna untuk merayakan kebangkitan Tuhan bersama sengsara dan wafat-Nya. ”Tri hari Paskah, merupakan puncak, pusat, dan sumber segala perayaan liturgi, doa-doa dan segala macam peribadatan yang dilakukan gereja sepanjang tahun,” jelas Lilik.
Trihari Paskah, tandasnya, juga merupakan sumber seluruh kehidupan umat Kristiani. Di mana, rangkaian acaranya dimulai dengan menggelar perayaan ekaristi Kamis Putih. Kemudian dirangkai dengan ibadat Jumat. Agung (29/3), dan PEHRP Minggu (31/3). ”Paskah anak, digelar Minggu (31/3) pukul 07.00,” kata Lilik.
Lilik menambahkan, prosesi itu dimulai dari kaki Gunung Gandul. Yesus diperankan oleh anggota OMK Paroki Wonogiri, Martinus Agung Dwi Purnomo. Dengan apik, siswa SMA 1 dari lingkungan Petrus Wonogiri itu memerankan Yesus yang disiksa di sepanjang jalan.
Sebagai pemeran sentral dalam peragaan jalan salib, dia mengenakan jubah putih dengan makhota duri. Bahkan, dia harus memanggul salib pada jalan yang menanjak sepanjang lebih dari satu kilometer menuju puncak Gunung Gandul.
Yesus harus menjalani 14 pemberhentian dan beberapa kali dia terjatuh. Rintihan dan kata-kata penuh kasih membuat umat yang hadir ikut menangis. Hingga akhirnya, Yesus disalib, wafat, kemudian dimakamkan.[Bagus]