
infowonogiri.com – WONOGIRI – Bantuan dari APBN senilai Rp.500 juta belum termanfaatkan oleh kelompok nelayan Wonogiri. Padahal bantuan barang berbentuk mesin mixer penggiling limbah ikan itu sudah diserahkan ke nelayan sejak tahun 2011 silam.
Temuan tersebut diketahui saat Komisi B DPRD Provinsi Jateng melakukan kunjungan kerja ke kawasan Karamba Jaring Apung WGM, Rabu (12/2/13). Komisi B ke lokasi perairan didampingi oleh Bupati H Danar Rahmanto dan Kepala Dinas Nakperla Rully Pramono Retno.
Subandi PR SPd anggota Komisi B Provinsi Jateng meminta agar peralatan mesin penggiling limbah duri dan tulang ikan itu dimanfaatkan segera. Hal senada ditekankan oleh Bupati Wonogiri. Bahkan Bupati memertanyakan alat senilai ratusan juta itu menganggur.
Rully Pramono menjelaskan, bahwa gedung lokasi produksi tepung ikan terkena bencana alam angin puting beliung pada awal musim penghujan kemarin. Akibatnya atap dan bangunan semi permanen itu rusak berat.
“Kami segera perintahkan agar perbaikan gedung cepat selesai. Penyebabnya gedung tempat mixer itu rusak berat akibat bencana alam,” ujar Rully di hadapan Bupati dan Komisi B DPRD Wonogiri yang berjumlah 10 orang.
Komisi B terdiri dari Ketua Ir Muh Wasiman, Sekretaris Yahya Haryoko, anggota Subandi Spd, Zaenal, Hari Pramono, Asrorudin Hadi, Nunik Ir MG, Muhammadi Ali Suyono, Husain Malik, Sugeng Prihanto, dan Rif’an.
Kabid Perikanan dan Kelautan Dinas Nakperla Kabupaten Wonogiri Heru Soetopo menambahkan, bawha bantuan tersebut diperuntukan bagi kelompok pengolah tepung ikan di kawasan KJA (Karamba Jaring Apung).
Mesin tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan memproduksi tepung ikan. Sekaligus juga untuk menangani limbah ikan di kawasan KJA WGM. “Selama ini mesin pengolah limbah ikan milik nelayan masih manual,” kata Heru.
Dengan mixer itu, diharapkan dapat meningkatkan produksi tepung ikan. Dibeberkan, produksi tepung ikan dengan mesin manual perhari mampu mencapai 4-5 kwintal (fluktuatif). Sedangkan produksi dengan mixer belum diketahui.
Kembali ke anggota Dewan, Subandi menambahkan, bawha kunjungannya ke Wonogiri adalah untuk melihat secara langsung perkembangan ikan patin di WGM. Komisi B pernah dilapori, bawha lokasi pemijahan dan swaka ikan patin di WGM terancam rusak.
Disebabkan karena terjadi penangkapan berlebihan. Padahal perairan WGM adalah satu satunya di Dunia yang cocok digunakan untuk mengembangbiakkan ikan patin secara alami. Buktinya terjadi penurunan produksi ikan sangat drastis.
Tragisnya, indukan ikan patin yang sedang bunting dan atau bertelur tertangkap nelayan. Stok indukan patin tahun 2010 mencapai 1.160 ton. Kini tinggal 100 ton indukan ikan patin.
Karena itu, Pemerintah Provinsi akan memberikan bantuan bibit ikan patin sebanyak 32 ribu ekor untuk ditebar di perairan WGM. Harapannya pengembang biakan ikan patin di Wonogiri lebih cepat. Diharapkan penebaran ikan patin bisa dilakukan secara mandiri oleh kelompok nelayan.[bagus]