infowonogiri.com – PARANGGUPITO – Setelah warga Giritontro terserang penyakit chikungunya, kini giliran kecamatan tetangganya. Puluhan warga Dusun Glagahombo Desa Gendayakan kecamatan Parnggupito terindikasi terkena penyakit chikungunya. Menurut Kepala Desa (Kades) Gendayakan, Sriyanto, warganya yang terkena penyakit itu sedikirnya ada 20 orang.
“Sudah tiga tiga hari ini, warga kami ada 20 orang yang mengeluhkan sakit pegel linu pada persendian. Mereka seperti terkena terserang penyakit chikungunya,” ujar Sriyanto, Jumat (25/1/13). Selain pegal linu, penderita chikungunya juga mengeluhkan tubuhnya lemas, dan tidak mampu bekerja.
Hampir semua penderita chikungunya adalah orang dewasa, yang berusia rata rata 35-45 tahun. Karena menderita pegal linu dan panas pada tubunya, mereka tidak bisa bekerja berdagang. Sebagian besar warganya terbiasa merantau diluar daerah. Selama 3-4 hari setiap pekan mereka di luar daerah mereka.
Karena itu, Sriyanto menduga, penyakit itu menyerang penderita saat berada di perantauan. “Diduga penyakit chikungunya dibawa perantau dari luar daerah,” katanya. dugaan lain, bak penampung air hujan yang berada di wilayah Dusun Glagahombo menjadi berkembangbiaknya nyamuk penyebar virus chikungunya.
Diduga nyamuk bersarang di bak penampungan air hujan
Kepala Puskesmas Paranggupito, dr Setyawati, menjelaskan warga mulai mengeluhkan gejala penyakit tersebut sejak Rabu (23/1) lalu. Pihak Puskesmas setempat telah menangani semua pasien tersebut. “Mereka sudah berobat ke Puskesmas Paranggupito, semua hanya menjalani rawat jalan, tidak ada yang opname,” kata Setyawati.
Setyawati membenarkan, bahwa di Dusun Glagahombo, banyak terdapat bak penampung air hujan. Ukuran bak tersebut bervariasi antara berdiameter diameter 3 x 2 meter x 1 meter. Karena daerah setempat rawan kekeringan. Tujuannya, untuk menapung air sebagai persediaan pada musim kering.
Solusinya, warga diminta memelihara ikan hidup di dalam bak penampungan. Harapannya jentik ikan akan termakan oleh ikan tersebut. Ikan yang diperlihara disarankan tidak terlalu banyak. Misalnya ikan sapu-sapu, ikan mujair, ikan nila, ikan hias. Masing masing bisa satu ikan yang berbeda beda. Sehingga ikan tidak beranak pinak.
Cara lain, harus segera dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan setempat. Dengan cara membersihkan dan menguras bak penampungan air. Minimal sepekan dua kali. Sehingga telur nyamuk tidak bisa berkembang biak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri Widodo dan didampingi stafnya Hartanto membenarkan telah menerima laporan adanya chikungunya di Paranggupito, dan Giritontro. Pihaknya telah meminta puskesmas untuk memberikan pengobatan dan melakukan penelitian epidemiologis (PE).[bagus@infowonogiri.com]