
infowonogiri.com – TIRTOMOYO – Dalam kurun waktu tiga tahun belakangan, ratusan petani di wilayah Kecamatan Tirtomoyo mengeluhkan kesulitan air sebagai sarana pengairan tanaman padi di wilayah setempat, penambangan batu kali oleh pengusaha industri yang menambang di beberapa sungai di wilayah Kecamatan Tirtomoyo.
Keluhan tersebut antara lain dikemukakan oleh pengurus dan anggota kelompok petani Rukun Makmur Dusun Dondong Desa Girirejo Kecamatan Tirtomoyo, Sabtu (10/11/12) kemarin. “Sudah tiga tahun ini, kami kesulitan air akibat penambangan batu kali oleh pengusaha batu,” ujar Mariyo Ketua Kelompok Petani Rukun Makmur.
Mario, didampingi oleh anggotanya, Marso Sulijono dan Sipir Tukiyo menyebutkan, wilayah pertanian tanaman padi yang kesulitan air antara lain wilayah Desa Girirejo, Genengharjo, Sidorejo, Sidoharjo dan Hargorejo. “Sudah tiga tahun ini kami kesulitan air, akibat pertambangan batu kali,” tambah Marso. Anggota Rukun Makmur ada 31 orang. Se Desa Girirejo ada 10 Kelompok Petani.
Menurut Marso, wilayah ditambang batunya adalah sungai Wiroko. Yaitu mulai dari atas bagian atas di Desa Girirejo sampai Sidoharjo, Hargorejo dan sekitarnya. Dijelaskan, akibat penambangan batu kali menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai. Sehingga arus sungai menjadi dangkal dan tidak bisa dialirkan ke sawah.
Solusinya, agar petani tetap bisa bercocok tanam, maka petani bermodal membeli mesin disel untuk menyedot dan mengalirkan air ke sawah. “Terpaksa kami membeli mesin pompa air,” kata Mariyo lagi. Meski demikian, pengairan tetap tidak maksimal. Karena selain harus mengeluarkan modal uang juga keterbatasan air yang tersedia di sungai kian berkurang.
Dampak lain, dari penambangan batu kali yang dicurigai melanggar berakibat runtuhnya jembatan sungai Pucang di wilayah Desa Hargorejo. Jembatan tersebut kini sudah dibangun kembali.
Kelompok petani Rukun Makmur menyebutkan, paling tidak terdapat tiga perusahaan yang menambang batu kali di wilayah aliran sungai Wiroko. Yaitu; CV Diafan beralamat di Ngadirojo Wonogiri, CV Sidomulyo Tirtomoyo, CV Sehati Taman Tirtomoyo dan home industri Tanjungsari.
Para pengusaha batu itu, menambang dengan berbagai cara. Jika tidak cukup dilakukan dengan menggunakan tangan, maka beralih menggunakan alat manual dan alat lain. Batu batu kali diambil dikumpulkan kemudian diangkut menggunakan dum truk. Tidak tanggung tanggung, pengemudi truk turun ke dasar sungai untuk mengangkut batu yang telah dikumpulkan pekerja.
Beberapa bulan belakangan ditengarai bebatuan di sungai nyaris habis. Kemudian para pengusaha batu itu beralih membongkar gunung untuk mendapatkan batunya, dengan menggunakan alat berat. Seperti yang dilakukan oleh CV Sehati Taman Tirtomoyo. Perusahaan lokaal Tirtomoyo ini, menggali gunung atau tebing di Dusun Tirisan Desa Wiroko Tirtomoyo.
Seorang mandor CV Sehati Taman Tirtomoyo mengemukakan, pengerjaan membongkar gunung tersebut dilakukan sejak sekira tiga bulan silam. “Kita mulai sejak sehabis lebaran kemarin,” kata mandor yang keberatan disebutkan namanya. Di lokasi tersebut juga direncanakan akan didirikan tempat penampungan batu galian, basecame.
Batu yang digali dari pegununan maupun yang ditambang dari kali tersebut, dikumpulkan di penampungan, untuk kemudian diproduksi (dipecah) menjadi split, sirtu (pasir batu). Di lahan tersebut juga digali untuk membuat sumur.
Petani di wilayah Dondong mengaku sudah pernah melaporkan keluhan para petani ke Kecamatan Tirtomoyo. Namun tidak ada tanggapan positif dari Pemerintah Kecamatan setempat. “Keluhan terberat sejak dulu adalah masalah sungai yang ditambang batunya. Kita sudah protes ke Kecamatan, tapi tidak ditanggapi,” katanya.
Buktinya, penambangan terus berjalan dan semakin liar. Liar karena, penambangan dilakukan dengan cara melanggar aturan, tampa batas dan terkesan rakus. “Mulai batu kecil yang bisa diambil dengan tangan sampai dengan menggunakan alat,” tambahnya. Dampak lain, masyarakat setempat menjadi tidak akur, tidak kompak. Sebab ada sebagian lahan warga yang dijual kepada penambang, ada juga yang bekerja sebagai penambang, sementar sebagian lain menolak penambangan. [bagus@infowonogiri.com]