
infowonogiri.com – BATURETNO – Bertambah lagi korban asusila! Gadis berinisial ST (17) warga Desa Gambiranom, Baturetno “hilang” selama tiga hari tiga malam, sejak pentas musik dangdut “Sera dan Kerangka Langit” di Lapangan Sukorejo Wonogiri, Minggu (11/11) sampai Rabu (14/11) lalu. Belakangan terungkap gadis tersebut disetubuhi pria asal Tirtomoyo.
Pria itu bernama Yanuar (22) ayah satu anak warga Desa Dlepih Kahyangan Kecamatan Tirtomoyo. Kasus tersebut kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Wonogiri.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika SIK melalui Kasatreskrim AKP Sukirwanto didampingi anggota penyidik khusus UPPA mengemukakan, kronologisnya, awalnya korban janjian dengan RS (17) pergi menonton musik dangdut di Wonogiri.
Korban dan RS bertemu di warnet di Baturetno. RS datang bersama Yanuar. Yanuar mengajak korban dan RS pesta miras di lokasi cucian kendaraan di Desa Karangturi, Nguntoronadi.
Selanjutnya ST diajak Yanuar berangkat lebih awal ke Wonogiri. Yanuar tidak langsung menonton konser, namun mampir ke hotel. Korban masih –agak- sadar, dan menanyakan kepada Yanuar. Yanuar berdalih sedang absen di tempat kerjanya.
Di dalam hotel itulah, gadis seusia pelajar SLTA itu disetubuhi berkali kali, Setelah puas, Yanuar mengajak pelaku ke lapangan Sukorejo menikmati pentas musik dangdut. Usai pentas bubar, Yanuar dan korban kembali ngamar sampai pagi.
Korban shock tak berani pulang. Yanuar bingung. Korban baru mau diajak pulang Senin (12/11) malam. Ternyata Yanuar belum puas. Korban kembali diajak ke hotel di wilayah Giriwoyo. Tentu saja melakukan perbuatan suami istri alias bersina lagi.
Korban berada di hotel sampai Rabu (14/11) pagi hari. Korban telah ditinggal pergi pelaku. Korban kemudian menghubungi, saksi RS untuk menjemputnya pulang. Yanuar mengaku karyawan koperasi di Wonokarto, Wonogiri. Yanuar mengatakan baru mengenal korban. Yanuar mengakui, ajakannya mabuk miras bertujuan untuk memudahkan rencana jahatnya.
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika mengatakan pihaknnya gencar operasi lokasi mesum dan sosialisasi undang undang asusila. Dengan harapan kasus “saru”grafi, “saru”aksi dan asusila berkurang. Ternyata upayanya belum berarti.[bagus@infowonogiri.com]
Korban jga salah,,,npa mau diajak miras